Malam harinya...
Arga sudah sampai di depan pintu rumah Elia. Arga mengeluarkan ponselnya.
Mine❤
El, aku udah di depan rumah.Tunggu.
Arga yang mendapat balasan singkat dari Elia hanya menghela nafas singkat. Tak lama kemudian Elia datang, menggunakan celana jeans hitam ripped, sweater putih oversize milik Arga,sneakers putih serta topi hitam. Arga terpana melihat penampilan Elia yang tidak seperti biasanya. Arga melihatnya seperti Elia mempunyai sisi tersembunyi membuat orang tertarik dan akan penasaran melihatnya.
" El.. Beneran ikut? Di sana bukan tempat yang akan kamu suka. Kamu pasti gaakan suka El... " Ujar Arga membujuk Elia sekali lagi
Elia tidak menghiraukan perkataan Arga dan langsung naik ke motor Arga. " Buruan jalan. " Ujar Elia singkat.
Arga menghela nafas, akhirnya memilih menjalankan motornya.
" El, pegangan.. "
Setelah mengatakan itu Arga menunggu Elia berpegangan, tapi hingga saat ini Elia masih belum berpegangan. Akhirnya dengan lembut Arga membawa tangan Elia agar melingkar ke perutnya. Memegangi tangan Elia. Hingga Arga menyetir menggunakan satu tangan.
" Kamu boleh marah, tapi keselamatan kamu nomer 1 buatku. " ujar Arga kepada Elia yang sedari tadi diam.Hingga tak lama setelah itu, Elia bersuara. " Kalau nyetir tangan dua Ga. Lo bilang keselamatan gue nomer 1. Tapi kalau kaya gini, lo bisa jadi penyebab kita kecelakaan. " Ujar Elia dengan ketus.
Arga langsung melepaskan tangannya dan kembali ke setir motor. Arga tidak memprotes bahasa Elia, biarlah Elia meredakan emosinya. Dia akan menunggu. Selama di perjalanan tidak ada percakapan seperti biasanya. Hingga tibalah mereka di lokasi yang akan dijadikan balapan.
Arga berhenti, kemudian turun diikuti Elia. Saat Elia hendak berjalan menghampiri Gita dan Angel yang sudah berada di sini, lengan Elia di tahan oleh seseorang.
" El... Sama aku. Gaada bantahan. " Ujar Arga singkat dengan aura dinginnya yang mendominasi.
Elia langsung tercengang melihatnya, kenapa sikap Arga langsung berubah tidak seperti biasanya yang sangat jahil dan menyebalkan? Apa ini sikap Arga yang diperlihatkan di orang luar? Dan hanya memperlihatkan ramahnya pada orang terdekatnya saja?
Elia mengangguk menuruti Arga, tidak ingin membantah. Selama Elia berjalan disamping Arga dengan tangan Arga yang menggenggam erat tangannya. Elia merasa banyak orang yang melihatnya. Untungnya dia memakai topi, jadi Elia hanya tinggal menunduk agar mereka tidak mengetahui wajahnya.
Arga berjalan dengan langkah tegasnya, mata tajam nya mengawasi sekitar. Saat ada yang melihat Elia dengan minat, Arga langsung menatapnya tajam seakan menegaskan kepemilikannya. Hingga mereka tiba di teman - temannya. Arga masih menggenggam tangan Elia.
" Bawa motor gue kesini, tadi gue taruh belakang. " Ujar Arga singkat kepada teman geng motornya. Leo namanya, dia mengangguk dan langsung berjalan ke arah motor Arga.
" Itu siapa bang?? Cantik banget.. " Ucap salah satu temannya. Dino namanya.Rafa dan Arsya langsung memelototi temannya. Seakan menyiratkan
' Jangan ganggu bego! '
Tapi temannya tidak paham isyaratnya." Boleh kenalan gak? Namanya siapa?" lanjutnya sambil berjalan mendekatinya. Saat Dino mengulurkan tangannya ke arah Elia, Arga langsung mencekal lengan Dino. Menatapnya dengan tajam dan rahang yang mengetat. " Lo mau pilih mana? Tangan kanan kuburan, tangan kiri rumah sakit " ujar Arga dengan tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...