36

2.4K 125 2
                                    

Author Pov

Mendengar ada orang lain di dalam kamar Arga, Elia dengan refleks mendorong Arga menjauh. Elia salah tingkah dibuatnya, melihat pelayan yang akan membersihkan kamar Arga melihatnya. Tapi tidak dengan Arga, Arga dengan santai menyenderkan kepalanya di bahu Elia kembali. Tidak memperdulikan pelayan yang melihatnya.

" Ga! Ada orang, jangan gini. " Kesal Elia melihat Arga yang santai

" Lanjut aja non, gapapa anggep aja bibi ngga ada di sini. " Ujar Bibi Sari.

" Nggak gitu bi maksud aku. " Balas Elia sambil bersemu merah. Arga justru tertawa melihat Elia.

" Kamu lucu, udah lama nggak liat pipi kamu merah kayak gini. "

" Jangan banyak omong. Makan buruan! "

" Suapin, tanganku sakit El.. " jawab Arga dengan manjanya.

" Yang sakit tangan kiri mu Ga, yang buat makan tangan kanan! Ngga usah alasan deh. Makan sendiri, malu sama Bibi. "

" Yaudah ngga usah makan aja. "

Elia mendengus, akhirnya mengalah. Memilih menyuapi Arga. Arga tersenyum saat Elia menuruti keinginannya. Arga makan dalam diam, sesekali tangan jahilnya bermain di rambut panjang Elia.

" Tangan kamu gabisa diem apa gimana Ga!? Sini aku patahin sekalian. " kesal Elia membuat Arga cemberut dan Bibi Sari tertawa.

" Aden cuma manjanya sama non Elia doang ternyata. Dulu SMP banyak anak cewek yang main ke rumah. Tapi sama den Arga malah di tinggal tidur di kamarnya. " Kekeh Bi Sari dan dibalas tatapan tidak percaya oleh Elia.

Arga mengangkat satu alisnya " See.." Ejek Arga kepada Elia. Membuat Elia mendengus malas. Lalu menyuapi Arga kembali, hingga makanan itu habis.

" Gini bilangnya gak laper? Makan sepiring penuh habis. Pake jaim segala. Dasar!! " Cibir Elia

" Soalnya kamu yang nyuapin mangkanya aku lahap. "

" Den, Non. Saya sudah selesai membersihkan kamarnya. Kalau gitu, saya keluar dulu. Masih ada yang belum saya kerjakan di dapur. " Ujar Bi Sari.

" Oh.. Iya bi silahkan. " Balas Elia

Akhirnya Bi sari pergi. Kini kamar luas milik Arga sepi kembali, hanya ada Elia dan Arga. Elia pun sudah memberikan obat penurun panas kepada Arga. Sekarang Elia sedang mengobati tangan Arga yang terkena serpihan kaca.

" jangan ngelukain diri Ga, aku gasuka. " Lirih Elia sambil tetap mengobati tangan Arga.

" Jangan tinggalin aku El.. Aku gabisa " jawab Arga yang bertolak belakang dengan perkataan Elia.

" Hmm.. "

" El, udah.. Sekarang aku mau bicara serius. " Ujar Arga sambil menarik tangannya yang diobati, kemudian menatap Elia.

" Aku sama tuh cewek sialan gaada hubungan apa - apa El, aku memang di panggil pak kepala sekolah tapi itu berhubungan dengan promnight buat kelulusan kita nanti. Saat aku sudah selesai, aku keluar mau nyusulin kamu. Tapi entah dari mana tuh cewek tabrakan lagi sama aku, aku refleks El nangkep dia biar nggak jatuh. Aku nggak ada maksud lain, aku berani sumpah. Tapi cewek itu malah manfaatin kesempatan buat rangkul aku. Baru mau aku lepas, kamu dateng. Jadi please... Trust me.."
Jelas Arga panjang lebar agar tidak ada kesalahpahaman antara dia dan Elia.

Elia menatap mata Arga, melihat ke dalam matanya. Di sana Elia melihat kejujuran Arga. Kemudian Elia mengangguk percaya kepada Arga.
" Lalu, bisa kamu jelaskan tentang pesan Dinar yang ada di hp kamu? "

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang