Author Pov
Satu minggu setelah mendapat perawatan di rumah sakit, dan akhirnya Arga sudah diperbolehkan untuk pulang. Elia setiap hari selalu menyempatkan dirinya untuk menghampiri Arga sekalipun pekerjaan menumpuk di kantornya.
Namun, Elia saat ini masih di sibukkan oleh berkas - berkas yang berserakan di mejanya. Hingga sejak pagi tadi hingga hari sudah siang masih belum mengabari Arga.
Elia terlalu fokus dengan pekerjaannya hingga dia tidak menyadari bahwa Arga sudah berada di ruangannya.
" Masih lama El..? Udah jam nya makan siang. Berhenti dulu.. " Ujar Arga di depan Elia membuat Elia terkejut melihatnya.
" Argaa!! Bikin kaget aja. Sejak kapan di sini? " balas Elia sambil mengusap dadanya menghilangkan keterkejutannya.
Arga melihat sekilas jam yang melingkar di tangannya " Em.. Sejak 15 menit yang lalu. Kamu terlalu fokus sampek nggak liat kalau aku di depan kamu. "
" Ayo makan dulu.." Lanjut Arga.
" Tapi ini masih banyak banget kerjaan aku. " elak Elia dan kembali fokus membaca berkas - berkasnya.
Arga menghela nafas " Oke, kita pesan makanan aja. Makan di sini.. Gaada bantahan! " Tegas Arga membuat Elia mengangguk malas.
Arga berjalan memutari meja hingga kini berada di samping kursi Elia. Dengan sentakan lembut Elia berdiri dari duduknya. Elia mengerutkan keningnya heran " Kenapa Ga? "
Arga tidak menjawab dan malah duduk di kursi kebanggaan Elia. Lalu menarik Elia untuk duduk kembali. Namun sekarang Elia duduk di pangkuan Arga. Membuat pipinya merona.
" Gini aja.. Udah fokus kerja lagi.. " bisik Arga tepat di telinga Elia membuat tubuh Elia gemetar.
" Ar..gaa.. Nanti ada yang lihat " Gugup Elia
" Gaada.. Pintunya udah aku kunci. " Bisik Arga lalu mengecupi leher jenjang Elia. Elia menggeliat saat merasakan kecupan basah dari Arga.
" Stop It... " Pinta Elia namun tidak dihiraukan oleh Arga.
Elia menyerah, dia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya lagi. Arga memang benar - benar!! Elia membiarkan Arga dan justru melingkarkan tangannya di leher Arga. Membuat Arga semakin gencar bermain di leher Arga sesekali mengecup bibir Elia.
Tokk... Tokk
Ketukan pintu membuat kedua orang itu melepaskan diri. Elia mengambil remot pintu dengan tangan gemetar karena belum sepenuhnya sadar dengan kegiatan mereka tadi.
Ceklek...
" Maaf bu mengganggu, Makanan Anda sudah tiba... " Ujar sekretarisnya
" Taruh di meja sofa Lira... Dan terima kasih.. " Balas Elia dengan lembut lalu beranjak menuju sofa. Dan diikuti oleh Arga di belakangnya.Setelah makanannya terhidanhkan di meja, Elia memakannya begitu juga dengan Arga.
" Nanti malam aku jemput... " Ujar Arga di sela - sela makannya.
" Iyaa.."
Elia menikmati jus melon kesukaannya " Emm.. Manis banget Ga " ujar Elia dengan senangnya.
Arga tersenyum melihat kelakuan Elia yang masih menjilati sisa minuman di bibirnya. " Aku boleh minta? "
Elia mengangguk sambil menyodorkan minumannya, dia tidak bisa berbicara karena di dalam mulutnya masih ada jus melonnya.
Arga yang mendapat persetujuan itu dengan cepat menangkup tengkuk Elia lalu menempelkan bibirnya. Elia membulatkan matanya, tubuhnya kembali menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...