Arga menghela nafas pelan, untuk menghilangkan kegugupannya.
" El, gue tau perasaan ini nggak seharusnya ada. Kita sahabatan dari dulu. Udah gue coba tahan sebisa mungkin, tapi justru perasaan itu makin besar dan tak terkendali. Gue suka sama lo El sejak Sd. Sejak lo nangis minta beliin Lolipop tapi gak di beliin sama Mama lo dan lo lari ke Bunda gue, ngerengek sama Bunda gue biar Bunda yang beliin. Ekspresi lo saat itu lucu banget El, gue gemes liatnya. Sejak itu gue selalu mau deket sama lo, sekalipun jadi sahabat gue rela. Asal bisa barengan sama lo, dan sampai sekarang rasa itu semakin menambah setiap detiknya." Ungkap Arga kepada Elia.Elia yang mendengar pengakuan itu hanya bisa membekap mulutnya menahan kekagetannya. " Ga, lo jangan becanda deh. "
" Gue serius El. " balas Arga dengan lirih dan tetap menatap dalam mata Elia untuk memperlihatkan seberapa seriusnya Arga.
Elia masih bungkam, dia tidak bisa berkata - kata. Antara kaget dan senang. Senang karena perasaannya ternyata tidak sebelah pihak.
Melihat tidak ada balasan dari Elia, Arga kemudian melanjutkan perkataannya.
" Maaf El, gue ngelewatin batas. Tapi gue pasti bakal nyesel kalau gue nggak ngungkapin sekarang. Gue lega karena udah ngungkapin semuanya sama lo. Hati gue lega, gue gaperlu balasan dari lo. Cukup dengerin gue dan kasih gue kesempatan buat nunjukin semuanya."" Yakin gaperlu balasan dari gue? Padahal gue juga mau ngomong sesuatu sama lo. "
" Tristan tanya Ga, kenapa gue nolak dia. Tristan butuh alasannya. Gue jawab kalau hati gue udah ada yang nempatin, nggak mungkin kan satu hati dihuni dua orang. Tristan yang denger itu paham. Jadinya gue sama Tristan cuma temenan. Lo harusnya nyamperin gue Ga, kalau lo butuh penjelasan. Biar nggak salah faham kaya gini. " lanjut Elia.
Arga yang mendengar bahwa hati Elia sudah ada yang menempati hanya bisa tersenyum getir. Di hatinya seakan tertimpa batu besar, sesak.
" Gue seneng lo udah punya orang spesial di hati lo. Lo seneng gue juga bakal ikut seneng El. " Ujar Arga sambil menahan air mata yang ingin lolos dari matanya. Hingga matanya memerah." Apa!? Lo pasti mikir yang enggak - enggak kan. Lo nyimpulin hal gak bener lagi kan Ga. Sifat jelek lo ini perlu di hilangin Ga. " Balas Elia sambil menatap Arga seraya memegang pipi Arga lembut.
" Gue juga suka sama lo Ga. Perhatian lo yang lo kasih sama gue selama ini. Lo prioritasin gue lebih dari siapapun. Gue ngerasa spesial di mata lo. karena kita cuma sahabatan, gue gaberani berharap lebih sama lo. Tapi, hari ini gue denger bahwa perasaan gue terbalaskan. Bahkan sejak dulu perasaan gue udah terbalaskan. Cuma kita baru ngakuinnya hari ini. " lanjut Elia sambil menunduk malu.
Mendengar ungkapan Elia membuat Arga seketika melebarkan senyumnya. Arga merasa ada kupu yang berterbangan. Dengan segera Arga berlutut dari duduknya,menghadap ke arah Elia.
" So... Will you be mine? Aku janji gak bakal nyakitin kamu, aku juga bakal jagain kamu , Ak- "Ucapan Arga terpotong karena Elia sudah membungkam mulutnya dengan tangannya.
" Aku ngga butuh janji Ga, janji itu hanya obat penenang, Kamu cukup buktiin semuanya ke aku. "Arga langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat. " So..??" tanyanya sekali lagi.
" Yes, I will. "
Mendengar jawaban yang diharapkannya membuat Arga seketika memeluk erat Elia.
" Makasih udah ngasih Aku kesempatan. I love you El..." Ujar Arga dengan sesekali mengecup kening Elia lembut.
" pake aku kamu an boleh kan " lanjutnya seraya tersenyum jahil. Yang dibalas anggukan malu oleh Elia." Love you too Ga. " balas Elia dengan pelan dengan pipinya yang merona karena Arga mengecup keningnya.
Arga mengurai pelukannya kemudian mengeluarkan kotak yang ada di sakunya.
Dengan perlahan dia mamasangkannya ke leher Elia.
Elia melihat ke bawah, ke arah kalung berbentuk bintang dengan ukiran - ukiran kecil, sangat cantik. Ditemani dengan diamond di tangahnya semakin menambah kesan elegannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...