Author Pov
Elia menghela nafas dengan berat mencoba menetralkan suaranya yang gemetar.
" Aku rasa aku tidak bisa bersamamu lagi. Arga, Mari saling melupakan satu sama lain... "Arga terbelalak mendengarnya
" Apa maksudmu? Omong kosong! Tidak akan ada yang saling melupakan! Jadi jangan pernah berkata seperti itu lagi. Karena itu tidak akan pernah terjadi. "" Aku membencimu! "
" Kalau begitu tatap aku dan katakan sekali lagi. " tantang Arga dengan raut yang tidak terbaca.
Elia mengabaikan perkataan Arga lalu bangkit dari duduknya " Aku rasa semua sudah jelas. Aku pergi dulu "
" Ya semua sudah jelas. Anggap saja aku tidak pernah mendengar kau berbicara seperti tadi. "
Elia tersenyum sinis mendengarnya
" Terserah kau. Karena aku sendiri sudah menganggap bahwa kita berakhir. "" Setidaknya dengar penjelasanku sebentar... " Lirih Arga
Elia yang mendengarnya mencoba menahan perasaan yang membeludak di dadanya, menarik nafas dan menghempaskan sejenak. Kemudian melanjutkan berjalan meninggalkan Arga seorang diri di dalam Cafe.
Shittt!!
Lirih Arga sambil menggebrak meja Cafe. Membuatnya menjadi pusat perhatian, namun Arga tidak memperdulikannya. Pikirannya kacau, Elia miliknya. Selamanya akan seperti itu, jadi jangan harap bisa lepas dari tangannya. Tidak! Arga tidak akan membiarkan itu terjadi.!
****
Elia mendudukkan dirinya di ayunan taman belakang rumahnya dengan tangan yang memegang buku. Namun, bukan buku yang menjadi fokusnya saat ini. Pikiran Elia justru melayang kepada tindakan Arga beberapa hari ini yang selalu mengganggunya dengan tingkah kekanakannya. Ia kembali teringat..
****
Elia sedang fokus membaca berkas - berkas kerja sama di ruangannya. Tiba - tiba Jus melon sudah berada di mejanya. Elia mendongak, melihat siapa yang memberinya." Minum, jangan terlalu fokus dengan pekerjaanmu. " Ujar Arga dengan senyumannya.
" Bawa pulang "
" Tidak. Aku memberikannya kepadamu, terserah kau menerimanya atau tidak. " balas Arga kemudian berlalu pergi setelah melakukan elusan di rambut Elia.
Elia menghela nafas, kemudian membuang jus melon itu. Ternyata, Arga melihatnya dia tersenyum miris kemudian berlalu.
****
Elia berada di restoran setelah bertemu dengan klien. Saat hendak keluar, ternyata hujan. Elia berteduh di depan restoran sejenak. Tak berapa lama kemudian tangannya digenggami payung. Elia dengan refleks menoleh kearah orang yang memberinya payung.
" Pakai. Jangan bermain hujan, nanti sakit. I love you "
Setelah mengatakan itu dia pergi menerobos hujan dengan tangan diatas digunakan sebagai payungnya.
Elia mematung, Arga lagi. Dia kemudian melihat payung yang ada di genggamannya lalu kembali melihat Arga yang menerobos hujan. Menghela nafas dengan kasar lalu memakai payung Arga untuk beranjak dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...