Author PovArga dan Elia memasuki toko perhiasan. Dengan lengan Arga yang masih melekat di pinggang Elia.
" Ga.. Lepas dulu, malu diliatin. " risih Elia yang sedari tadi menjadi pusat perhatian.
" Bodo amat " Singkat Arga.
" Ihh resek. "
" Udah buruan pilih cincinnya. "
Elia tidak menjawab dan langsung berjalan memutari tempat perhiasan melihat - lihat cincin yang menurutnya menarik.
Hingga tatapan Elia jatuh pada cincin yang jika digabungkan akan membentuk simbol hati. Elia terpana melihat cincin itu.
Arga yang mengetahuinya langsung berujar kepada pelayan toko " Tolong ambilkan cincin itu. " pinta Arga dengan singkat dengan tangan yang menunjuk ke arah cincinnya.
" Kamu suka sweetheart? " tanya Arga kepada Elia namun membuat semuanya juga ikut tersenyum mendengar perkataan Arga yang menurut mereka sangat menggemaskan.Pipi Elia merona saat mendengar panggilan dari Arga " Jangan memanggilku seperti itu. "
" Terserahku. "
" Tapi aku gak sukaa.." Kesal Elia.
" Tidak mungkin kamu tidak suka, jika kamu tidak suka. Pipimu tidak akan memerah seperti ini . " gemas Arga sambil mengecup pipi Elia.
" Argaaa..!! Lo resek beneran. " Kesal Elia.
Cupp..
" Bilang apa sweetheart " balas Arga setelah kembali mencium bibir Elia sekilas.
" Kamu Resek. " Ralat Elia yang sudah mengetahui kesaalahannya.
" Nice... " balas Arga tersenyum
Lalu pandangan Arga kembali lagi kepada pelayan tako dihadapannya.
" Saya ambil ini, ukir nama di dalamnya. "" Baik, mohon tunggu sebentar. Kita akan menyiapkan semuanya. " Ujar Pelayan toko.
Dan dibalas anggukan oleh keduanya.
" Darimana kamu tau kalau aku suka cincinnya Ga? Padahal aku belum bilang. " tanya Elia heran
" Aku sudah kenal denganmu lama. Jadi aku sudah hafal segala bentuk tatapan matamu. "
Elia memutar bola mata malas " Itu yang tidak aku sukai menikah dengan sahabat. " lirih Elia.
" Apa El? Kamu bilang apa barusan? " tanya Arga.
Elia gelagapan " Ahh.. Enggak, aku gak bilang apa - apa. Eh itu udah selesai cincinnya. Bayar gih. " elak Elia lalu mendorong Arga ke kasir.
Setelah melakukan transaksi, kini mereka sudah keluar dari toko perhiasan. Mereka berjalan seperti awal mereka masuk. Dengan lengan Arga yang merangkul pinggang Elia dengan erat seolah menegaskan kepemilikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...