32

2K 112 3
                                    

Happy Reading ♥

-----------------

Author Pov.

Arga saat ini masih berada di Cafe bersama dengan Dinar.
" Gue nemenin lo bukan karena kemauan gue. Itu murni karena permintaan bokap lo. " Ujar Arga dengan nada tegasnya.

" Iya aku tau kok. Malah aku yang emang nyuruh papa biar bisa jalan sama kamu, lagian kamu aku ajak dari dulu gamau terus. Kan kesel. Papa juga seneng kita deket. " Balas Dinar dengan tidak ada rasa bersalahnya sama sekali.

Arga yang mendengar jawaban Dinar membuatnya memejamkan matanya bersabar, dengan tangan mengepal dia menahan emosinya. Kemudian membuka matanya pelan dan menatap tajam Dinar. " Dengerin gue, jangan pernah main - main sama gue. Gue nyesel nurutin kemauan bokap lo! Jaga batasan lo! Lo udah idup enak, lo mau tambah susah? Gak kan pastinya. Jadi mending lo diem gausah ganggu gue.!! " Bentak Arga dan langsung pergi meninggalkan Dinar yang kesal karena ditinggalkan oleh Arga sendiri.

Bughhh!!

Arga memukul setir mobil dengan kencangnya. " Arghh!! Bodoh! Bisa - bisanya gue masuk rencana mereka berdua! Siall!! "
Arga mengacak - acak rambutnya dengan kesal dia menancapkan gasnya dengan kecepatan tinggi untuk kembali pulang.

Saat sampai di rumahnya Arga langsung masuk kamar dan menutup pintunya dengan keras. Merebahkan badannya ke ranjang, lalu memejamkan matanya sejenak. Tak lama setelah itu Arga langsung bangun mencari ponselnya, berniat menghubungi Elia. Namun, sudah beberapa kali panggilan juga tidak ada jawaban.

Arga meletakkan ponselnya,
" mungkin dia tidur " ucap batin Arga. Kemudian Arga juga memilih mengistirahatkan badannya yang terasa lelah serta pikirannya yang penuh dengan balasan untuk mereka.

****

Arga baru keluar dari kamarnya saat jam sudah menunjukkan pukul 19.00
Arga menghampiri kedua orang tuanya di ruang makan.

" Tuh muka kenapa kusut banget Ga?" tanya Bunda Resti.

" Gapapa Bun, cuma capek aja. "

" Masak gitu aja capek Ga, Ayah aja ngurusin kantor dari dulu gak capek" cibir Ayah Arga.

" Yang ngurus kantor aku kali Yah. Bun, Ayah ke kantor cuma buat tidur, main ps di sana, nggak bantuin anaknya. " Adu Arga kepada Bundanya.

" Bener itu!!?" Tanya Bunda dengan mata melotot ke arah suaminya.

Ayah Arga juga turut melotot ke arah Arga yang justru menikmati pemandangan yang ada. Lalu Arga menjulurkan lidahnya mengejek Ayahnya.

" Ng..gak kok Bun, Arga tuh becanda mulu kerjaannya. Ya kan kalau Arga sekolah, Ayah yang ambil alih Bun. Arga masih belum resmi jadi penerusnya. Nanti kalau udah lulus SMA, baru Ayah umumin di kantor. " Terang Ayah Arga kepada Istrinya.

" Bohong Bun, Ayah nyiksa Arga kalau di kantor. Suruh Ayah tidur di luar aja Bun.. " Ujar Arga mengompori Bundanya.

" Oke! Nanti malem tidur di kamar tamu! Gara - gara kamu Arga sampek kecapek an kayak gini! " Ucap Bundanya kepada suaminya.

Mendengar itu seketika membuat Ayah Arga melotot lalu berjalan mengikuti Istrinya yang sudah selesai makan ke arah ruang keluarga. Meninggalkan Arga yang tertawa melihat kelakuan mereka berdua.

Setelah menyelesaikan makannya, Arga memilih kembali ke kamarnya. Mencoba menghubungi Elia kembali, namun masih tetap tidak mendapat jawaban. Arga merasa ada yang tidak beres, namun dia tidak tau apa.

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang