30

2.5K 125 2
                                    

Hari ini Arga berangkat ke sekolah sendiri. Karena Elia membawa mobil sendiri bersama teman - temannya. Arga mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata - rata karena ingin segera bertemu kekasihnya.

Hingga sampailah Arga di sekolah, seperti biasa suara teriakan selalu ada saat dia datang. Arga berjalan di koridor dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Dan berjalan dengan raut datar.

Brakkk..

Tabrakan dari belakang Arga membuat Arga berhenti. Dia berbalik melihat siapa yang telah menabrak punggungnya. Menunduk melihat cewek itu jatuh terduduk.

Arga mengulurkan tangannya untuk membantu cewek itu, dan cewek itu langsung merespon uluran tangan dari Arga. Tak lama setelah itu teman cewek itu datang sambil berlari.

" Hahh...hahhh... Dinn, cepet banget lo kalo lari " Ujar teman cewek itu sambil ngos - ngosan. Tapi cewek itu tidak memperdulikan temannya. Dia lebih memilih menatap Arga dengan penuh minat.

" Hay kak, kenalin aku Dinar Rahera. Aku kelas XI - IPA1. Kakak namanya siapa? Kelas berapa? " Ujar Dinar dengan beruntun sambil mengulurkan tangannya ke arah Arga.

Arga tidak membalas uluran tangan Dinar, dan lebih memilih berbalik meninggalkannya. Dinar tidak merasa kecewa karena uluran tangannya di tolak, justru dia semakin tertantang.

" Din.. Jangan main - main deh, lo masih anak baru. Baru juga sebulan lo di sini. Dia anak pemilik sekolah, namanya kak Argantara Pradipta. Most wanted juga sama kedua temennya. Dia udah punya pacar. " ujar temannya Dinar yang bernama Caca.

Mendengar kalau Arga mempunyai pacar, Dinar langsung menoleh ke arah Caca. " Siapa pacarnya." ujarnya singkat namun sinis.

" Kak Elia satu kelas sama kak Arga di XII - IPA1. mending urungin niat lo buat deketin kak Arga. Dia orangnya diem - diem menghanyutkan, bahaya. Udah banyak yang dia jatuhin. "

" Haha, gak akan ngaruh buat gue. Gue bakal dapetin kak Arga gimanapun caranya. " Jawab Dinar sambil tersenyum licik. Dinar masih anak pindahan dari Amerika. Dia pindah ke Indonesia karena mengikuti papanya yang sedang menjalankan bisnisnya di sini.

Caca hanya memutar bola mata malas, merasa jengah menghadapi keras kepalanya Dinar. Dia memilih kembali ke kelas, diikuti Dinar di sampingnya.

*****

Berbeda suasana di dalam kelas Arga. Suara teriakan dari teman - temannya. Suara nyanyian, ada yang asik berselfie ria. Bahkan ada juga yang sedang tidur. Karena kelasnya saat ini sedang jam kosong, maka dari itu mereka heboh tidak terkendali.

Salah satu yang tidur itu adalah Arga. Dia tidur dengan tangan sebagai bantalannya serta tangan Elia yang setia mengelus rambut Arga.

Sedangkan Rafa, Arsya dan teman sekelasnya yang lain sedang duduk di pojok. Rafa menoleh melihat botol aqua, lalu melihat keluar kelas ada bunga yang mekar. Dengan cepat Rafa berlari keluar kelas memetik bunganya. Setelahnya kembali masuk ke dalam kelas. Rafa meraih botol aqua itu.

" Ehemm... "
Deheman Rafa membuat temannya mengernyit heran termasuk Arsya.

" Mau ngapain sih lo. Aneh banget. " ujar Arsya.

" Mau nyanyi berisik. Diem aja deh lo, usaha gue jangan dihalangin! " ujar Rafa dengan pelan kepada Arsya. Arsya menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan absurd temannya.

"Aku kehabisan cara tuk jelaskan padamu
Mengapa sulit tuk lupakanmu
Aku kehabisan cara tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku huu uuu

Coba sehari saja
Satu hari saja
kau jadi diriku
(Kau akan mengerti...)
Kau akan mengerti
bagaimana ku melihatmu,
Mengagumimu,
Menyayangimu
Dari sudut pandangku,
Dari sudut pandangku. "

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang