25

2.5K 130 2
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 Arga dan temannya sudah berada di rumah Elia.

" Pagi - pagi udah ke sini, mau kemana Ga? " Ujar Mama Elia sambil menghampiri Arga yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

" Mau ke puncak Ma, Vilanya Rafa. "

" Wahhh.. Seru tuh. Tapi El sama yang lain masih tidur kayaknya. Kemarin malem rame banget di kamarnya. Coba liat aja Ga di kamarnya. "

" Oke Ma " Arga menjawab sambil beranjak ke kamar Elia diikuti oleh kedua temannya yang dari tadi diam tidak ikut pembicaraan.

Ceklek..

Pintu kamar Elia terbuka, seketika hawa dingin dirasakan oleh mereka.

" Gilak banget, nih AC nyalainnya kenceng banget. Beku gue lama - lama. " Ujar Rafa sambil mencari remot AC dan mematikannya.

Mereka kemudian berjalan ke arah ranjang. Di sana masih ada Elia, Gita dan Angel yang tertidur dengan posisi yang sangat tidak elit. Kepala Gita yang berada di ujung ranjang serta kakinya yang berada di perut Elia. Kepala Angel yang berada di bawah kaki Elia dan kakinya yang menimpahi badan Gita. Semua amburadul membuat ketiga cowok itu menahan tawa.

" Gila nih bar - bar banget kalo tidur. " Ujar Rafa cekikian

" Baru tau gue " saut Arsya.

" Sama gue juga " Balaa Arga.

" Bangunin buruan. Keburu siang. " Ujar Rafa sambil menghampiri Gita.

Rafa menggendong Gita, dan meletakkannya di Sofa kamar Elia. Biar Arga dan Arsya yang membangunkan Mereka.
Rafa jongkok di bawah melihat pahatan sempurna wajah Gita. Tangannya terulur menelusuri wajah Gita mulai dari kening, hidung, dan bibirnya.
" Lucuu." batin Rafa sambil tersenyum.

" Woii bangunin bangke bukan malah lo elus! " Ujar Arsya yang sedang mencoba membangunkan Angel pacarnya.

" Iya iya.. Sewot banget! "

Eunghh...
Gita meregangkan badannya mendengar suara bising di sekitarnya. Gita mulai membuka mata perlahan, dan langsung terkejut karena di depannya Rafa melihatnya dengan tersenyum manis.

" Ngapain lo " Ujar Gita dengan suara seraknya membuat Rafa semakin ingin memeluk Gita dengan gemasnya.

" Bangun. Katanya mau ke puncak. " Jawab Rafa dengan intonasi lembut sambil mengelus pipi Gita lembut, karena Rafa sudah bertekad akan membuat Gita menyukainya.

Gita menampis tangan Rafa dengan kasar, lalu menatap Rafa dengan tajamnya.
" Jauhin tangan lo dadi gue! "

" Oke maaf, nggak usah marah. Masih pagi " jawab Rafa mengalah karena tidak ingin ada perdebatan.

Gita kemudian langsung bangun, dan baru sadar kalau dia di sofa, menengok Rafa sekilas. " Kok bisa gue di sofa? "

" Iya gue gendong lo ke sini. Di ranjang kelebihan muatan, jadinya Arga sama Arsya gabisa bangunin Mereka berdua. " Ujar Rafa sambil menunjuk ke arah ranjang. Di sana mereka masih melihat Arga dan Arsya sedang mencoba membangunkan kedua cewek itu.

Gita yang mendengar bahwa dia di gendong langsung bersemu merah. Gita mengalihkan pandangannya. Ada apa dengannya? Kenapa dia malu kepada Rafa?
Gita langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Rafa hanya menggelengkan kepalanya melihat Gita, kemudian Rafa memilih menempati sofa yang di tiduri Gita. Masih tercium wangi ciri khas Gita. Harum vanilla. Membuat Rafa memejamkan matanya merasakan aroma itu dengan tenang.

Berbeda dengan kedua pasangan yang masih di ranjang. Dan belum ada yang bangun.

Arga yang telah kehabisan cara membangunkan Elia akhinya mendekatkan Dirinya ke telinga Elia.
" El kalau kamu nggak bangun aku cium bibir kamu sampe kamu kehabisan nafas." Ujar Arga dengan jahil.

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang