26

2.4K 126 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 11.00 siang. Mereka semuanya sudah tiba di Vila puncak Bogor.

Arga membangunkan Elia yang masih tertidur di samping kemudi.
" El bangun udah sampe " Ujar Arga dengan jahil, sambil menekan hidung Elia yang tidak kunjung bangun. Agar Elia kesulitan bernafas.

"Hahh - Hahh "
Elia langsung terbangun terengah -engah, saat sudah kehabisan nafas. Dan langsung menatap tajam ke arah Arga.

"Kamu emang nyebelin dari dulu. Kalau mau ngajak ribut sini hayuk. Udah siap akunya. " Ujar Elia setelah menetralkan pernafasannya.

" Lagian kamu susah banget kalo dibangunin. Anak - anak udah pada masuk kamu masih di mobil. Mau nginep mobil? Yaudah aku keluar dulu. " Setelah mengucapkan itu, Arga langsung keluar mobil sambil melambaikan tangannya ke arah Elia.

" Argaaaaaaaa!!!!!" Teriak Elia dengan kesal.

Arga yang mendengar langsung tertawa terbahak - bahak sambil terus melangkah masuk, tidak menghiraukan teriakan Elia.

Elia yang merasa diacuhkan Arga mendengus kesal. Kemudian ikut keluar dengan sesekali menghentakkan kakinya kesal.

" Awas aja lo!gue bales!bodo amat!!" Elia membatin dengan kesal.

****
Saat ini Elia dan temannya berada di dalam satu kamar. Mereka menikmati liburan ini.

" Git... Lo daritadi mikirin apa sih? Kok kayak banyak beban gitu. Kita di sini liburan, lupain dulu beban lo. Tenangin pikiran. " Ujar Angel lalu berjalan ke arah Gita yang sedang bermain ponsel.

" Nggak, gue gapapa. "

" Lo masih lanjut sama Naufal? Anak kelas sebelah itu?? " Tanya Angel setelah melihat sekilas ponsel Gita.

" Masih. Cuma temenan kok. "

" Lo nggak pertimbangin Rafa Git? " Tanya Elia yang ikut masuk dalam perbincangan.

" Udah gue pertimbangin. Seperti saran kalian berdua, gue mengikuti alurnya. "

" Tapi yang gue liat tadi pas mau berangkat lo masih nolak Rafa. " jawab Elia.

" El, lo pikir mudah ngehilangin kebencian sama cowok secara langsung!? Gue juga butuh waktu bernafas sejenak! Kenapa kalian malah ngedesak gue buat nerima Rafa sih! " Ujar Gita yang sudah meluapkan emosi yang sudah di tahannya sedari tadi.

Mendengar jawaban itu seketika membuat kedua cewek itu terdiam. Apa mereka salah? Salahkah temannya ingin yang terbaik untuk Gita? Hingga Gita terlihat tertekan?

Dengan segera Elia dan Angel memeluk Gita dengan hangatnya.

" Hikss.. Gue perlu waktu, gue udah coba buka hati. Apa kalian berdua belum puas?? Hikss..." lanjut Gita dengan isakan kecil.

" Git maaf, bukan maksud kita maksain kehendak ke lo. Kita cuma mau yang terbaik buat lo. Kita gaada maksud apa - apa beneran. " Jawab Elia dengan paniknya. Mengira Gita marah kepadanya.

" Iya Gita, Iya... Kita nggak akan maksain, biar Rafa yang berjuang buat tunjukin ke lo. Maafin kita... " Saut Angel pelan.

Elia dan Angel yang merasakan anggukan Gita kemudian melepaskan pelukannya.

" Maafin kita Git, maaf... " Ujar Elia sekali lagi. Merasa bersalah, karena memang dia yang terus mendesak Gita untuk menerima Rafa.

" Gue gapapa El. Gue cuma butuh waktu, kasih gue waktu. "

" Tentuu! Lo punya banyak waktu Git. Gunain sebaik - baiknya. Kita di samping lo, kapanpun lo butuh kita. Kita ada. " balas Angel dengan meyakinkan Gita.

Friendzone (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang