Haii Guys..!!I'm Back!! Miss me!??
Maaf baru bisa update. Banyak deadline yang harus aku penuhi.
So...Happy Reading ♥
---------------
Author Pov
Lima tahun kemudianSuara langkah kaki tegas yang memasuki perusahaan Pradipta Group memenuhi indera pendengaran mereka. Semua orang menunduk menghormatinya, namun dia mengabaikannya dengan raut datar tanpa ekspresi, ditambah lagi dengan tatapan tajamnya yang mampu membuat lawannya bertekuk lutut dihadapannya.
Dia berjalan menunju ruangannya, melepas jasnya dan menduduki kursi kebesarannya.
" Tuan, Anda akan rapat bersama Pak.Rafa dan Pak. Arsya. Membahas tentang pembangunan hotel yang ada di Bali. " Ujar asisten setianya, siapa lagi kalau bukan Jack.
" Jam?"
" 15 menit lagi akan dimulai rapatnya"
" Baik. Keluarlah. " Jawabnya singkat dan tegas.
Jack yang mendapat perintah tersebut langsung berbalik meninggalkan atasannya seorang diri.
Setelah melihat asistennya pergi, dia langsung menyandarkan badannya di kursi kebesarannya. Menghela nafas kasar lalu memejamkan matanya dengan tangan kanan yang menutupinya.
Aku rindu.
Suara batinnya jika diungkapkan pasti akan tau seberapa beratnya menanggung perasaan rindunya.
Ceklek..
Pintu ruangannya kembali terbuka, sontak membuat dia langsung kembali menegakkan badannya dan melihat siapa yang dengan lancang memasuki ruangannya.
" Rapat bentar lagi, lo masih di sini? " kesal Rafa kepada seseorang di hadapannya.
" Hmmm "
" Lo bisa gak kalo ngomong agak banyak! Ngomong tuh gratis Ga! " kesal Arsya.
Ya! Dia Arga. Sejak kepergian Elia lima tahun yang lalu, sikapnya berubah. Arga menjadi jauh lebih dingin dari sebelumnya, kasar, dan tidak berbelas kasihan. Semua teman dekatnya hanya bisa berdoa agar Arga kembali seperti dulu. Mereka sudah menyerah membuat Arga kembali. Karena yang diinginkan Arga hanya Elianya. Dan itu mustahil.
Teman - temannya tau seberapa gilanya Arga saat mengetahui Elia pergi. Dia bahkan langsung ke rumah Elia, namun yang didapat saat dia sampai di sana hanya kehampaan. Rumahnya kosong bahkan semua pelayan yang ada di sana sudah pergi.
Arga rapuh. Dia terisak seorang diri di dalam rumah Elia. Bahkan sahabatnya pun tidak berani mencegahnya. Biarlah, biar Arga merasakan kehancuran. Karena setelah itu Arga tidak akan bisa merasakan kebahagiaan. Dan terbukti. Selama lima tahun ini Arga seperti robot. Kaku dan tidak kenal lelah. Waktunya dihabiskan dengan bekerja dari pagi hingga malam.
" Ga.. Come on!! Mau sampek kapan lo kayak gini. " Bujuk Rafa
" Ga! Elia udah pergi, lo harus move on! Bahkan kita udah cari keliling dunia selama dua tahun! Tapi nggak bisa ketemu. " ujar Arsya. Yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Arga.
" Shut up your fucking mouth!! " lirih Arga dengan tatapan tajamnya.
" Oke! Oke fine. I'm sorry. Jadi? Bisa kita kembali rapat. Jadwalku banyak." jawab Arsya diiringi kata songongnya. Membuat Rafa muak dan menggeplak kepala Arsya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (COMPLETED)
Teen FictionTernyata pernyataan bahwa tidak ada persahabatan antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan benar adanya. Melihatmu tersenyum lebar dan akulah alasanmu tersenyum membuatku semakin sulit mengendalikan debaran jantungku. -Argantara Paradipta ...