SM - 13

11K 636 19
                                    

"Habib. Ayo nak sedikit lagi habiskan makannya!" Seru Tiara. Habib sedikit memajukan tubuhnya untuk menerima suapan nasi dari Tiara, kemudian kembali memainkan robot-robotnya yang berserakan di atas meja.

"Anak papa belum selesai makannya?" Tiba-tiba Reza menghampiri mereka berdua yang duduk di teras belakang dengan membawa dua piring nasi berserta lauknya.

"Belum." Jawab Habib singkat.

"Mamanya udah makan?" Tanya Reza pada Tiara.

"Belum pa." Jawab Habib.

"Bapak sudah pulang dari masjidnya?" Tanya Tiara basa basi.

"Baru pulang. Isya' nya udah Ra?" Lanjut Reza bertanya.

Tiara menganggukkan kepalanya. "Kok bawa nasi kesini pak? Gak makan di dalam sama yang lainnya?" Tanya Tiara bingung.

"Jika istriku tidak bisa makan disana, itu artinya mas juga tidak bisa makan disana. Jadi sekarang, ayo kita makan! Mas sudah bawakan nasi buat kamu juga. Nanti airnya bik Tati akan antarkan." Jelas Reza.

"Nanti bapak dimarahin mama Sania. Bapak nyuruh aku jangan cari masalah sama mama Sania, dengan bapak begini ujungnya aku juga nanti yang kena masalah." Protes Tiara.

"Mama gak akan marah. Tadi, mas sudah bilang sama mereka kalau mas akan makan sama kamu."

"Habib, suap lagi nak ayok!" Seru Tiara mengalihkan pembicaraan.

"Pa, kata nenek sebentar lagi Habib akan punya adik ya? Adiknya mana pa?" Tanya Habib dengan mulut yang masih dipenuhi dengan nasi.

"Telan dulu makanannya baru bicara nak!" Reza menasihati Habib yang dibalas isyarat oke oleh jari Habib.

"Iya nanti Habib akan punya adik bayi, tapi sekarang adik bayinya masih ada di dalam perut mama." Jawab Reza tersenyum.

"Emang muat pa? Perut mama kecil, nanti kalau adik bayinya susah napas gimana?" Tanya Habib kembali.

"Muat dong. Selagi mama sehat, gak kecapekan, dan bahagia terus, insya Allah adik bayinya juga akan tetap sehat di dalam sana." Jelas Reza.

"Kok adik bayi bisa ada di perut mama? Masuknya gimana?"

Tiara memandang Reza kemudian menjawab pertanyaan Habib. "Itulah kuasa Allah nak, Allah memberikan mama anugerah dengan mempercayakan mama untuk merawat adik kamu ini. Saat mama tidur, Allah memberikan adik bayi ke dalam perut mama."

"Habib juga tidur, papa juga tidur tapi kok gak ada adik bayi di dalam perut kami ma?" Habib semakin penasaran.

"Adik bayi hanya akan diberikan kepada perempuan nak, kita kan laki-laki." Jawab Reza.

"Tapi kok oma, nenek, tante Marsya, tante Aira gak ada adik bayi juga sekarang? Mereka kan juga tidur."

"Allah akan memberikan adik bayinya kepada perempuan yang dipilih oleh Allah." Jawab Tiara. Habib menganggukkan kepalanya.

"Suapan terakhir ayo buka mulutnya!" Seru Tiara kembali dan langsung diterima suapannya oleh Habib.

"Mas, mbak. Ini minumnya." Ucap Tati yang datang mengantarkan dua gelas air putih kepada mereka.

"Makasih ya bik." Ucap Tiara tersenyum.

"Sama-sama mbak." Jawab Tati, kemudian kembali masuk ke dalam rumah.

Sekilau MutiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang