SM - 3

15.6K 886 25
                                    

Salman dan seluruh keluarganya serta Tiara duduk di ruang tamu rumah Salman, mereka duduk dalam diam setelah Reza meminta mereka untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan selalu mengutamakan diskusi. Baik Tiara maupun Raka telah menjelaskan yang sejujurnya berdasarkan versi cerita masing-masing. Salman terus berusaha membujuk Raka agar ia mau bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi Tiara. Raka tetap sama pada pendiriannya sebelumnya, ia tetap tidak akan pernah menikahi Tiara. Salman memandang lekat Reza dengan tatapan yang tidak dapat diartikan semua orang.

"Kenapa papa memandangku dengan tatapan seperti itu?" Tanya Reza.

"Kali ini aku yang tidak setuju mas!" Seru Tiwi tiba-tiba, sebelum Salman membuka mulutnya untuk berbicara pada Reza. Semua orang menatap Tiwi heran.

"Biasanya pemikiran kamu selalu bertentangan dengan Sania. Mengapa hari ini kamu memiliki pemikiran yang sama sepertinya?" Tanya Salman.

"Karena ini menyangkut masa depan anak-anak pa. Aku sependapat dengan Mbak Tiwi. Kami tidak setuju!" Sahut Sania.

"Apa kalian tahu apa yang ingin aku katakan?" Tanya Salman kemudian.

"Jika Raka tidak akan menikahi Tiara, maka Reza pun juga tidak akan menikahi Tiara." Tukas Sania.

"Itu juga keputusanku." Timbal Tiwi. "Harusnya Raka yang bertanggung jawab bukan Reza. Aku tidak akan membiarkan Reza menanggung kesalahan adiknya." Jelas Tiwi.

"Sudah berulang kali aku mengatakan bahwa aku tidak akan pernah menikahinya." Tolak Raka.

"Pa, satu jam lagi kita ada pertemuan dengan pihak SM entertainment. Kita harus segera ke kantor pa!" Ujar Arif, adik kedua Reza mengingatkan Salman. Salman menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Kita juga ada pertemuan dengan vendor yang akan men-supplier bahan baku untuk produk baru kita ma." Aira, istrinya Arif juga mengingatkan Sania.

"Astaga. Mama hampir lupa. Aira ayo siap-siap! Kita harus segera berangkat!" Seru Sania meninggalkan ruang tersebut kemudian disusul oleh Aira.

"Tiwi, aku titip Tiara di rumah ya, tolong jaga dia! Oh iya Reza, jika nanti sampai pukul setengah dua siang papa belum pulang dan kamu juga sedang tidak memiliki jam di kampus, tolong antarkan Tiara ke masjid Baiturrahman ya! Dia ada janji dengan ustadz di sana." Pinta Salman.

"Ngapain dia kesana?" Tanya Tiwi menyelidik.

"Dia memutuskan untuk menjadi muallaf. Itu pilihannya dan itu juga harapan Usman selama ini. Kamu juga bisa menemaninya jika kamu mau." Jawab Salman pada Tiwi dan Reza hanya diam tidak menjawab seruan Salman.

"Tiara pulang saja om. Nanti Tiara pergi sendiri saja bisa kok." Ucap Tiara.

"Jangan keras kepala! Menjadi wanita hamil tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. Duduk manis saja di sini, jangan keluar kemana-mana sendiri." Seru Tiwi dingin. Salman tersenyum simpul mendengar ucapan Tiwi pada Tiara karena Salman tahu betul meskipun bersikap dingin, tapi Tiwi sangat peduli pada Tiara.

"Ikuti perintah tante Tiwi ya!" Seru Salman sambil menepuk pelan pundak Tiara, kemudian pergi meninggalkan rumah bersama Arif dan Raka.

"Aku ke kamar Habib dulu tante." Pamit Reza pada Tiwi.

"Kamu mau tetap duduk di sini atau ikut saya ke taman belakang?" Tanya Tiwi.

"Ikut bu." Jawab Tiara tersenyum ragu. Mereka pun pergi ke taman belakang karena Tiwi ingin menyelesaikan pekerjaannya menanam berbagai tanaman hias yang kemarin masih sempat tertunda.

Sekilau MutiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang