Cahaya lampu tidur yang tetap menyala di dalam kamar hotel tempat Reza dan Tiara bermalam, masuk hingga menusuk mata Reza. Suara adzan subuh sudah berkumandang, menandakan hari menjelang fajar. Reza kembali memeluk Tiara dari dalam selimut, mengecup lembut pundak Tiara yang masih polos tanpa busana. Tangannya membelai lembut wajah Tiara dan bibirnya kembali mendaratkan satu kecupan singkat pada bibir Tiara. Perlahan mata Tiara terbuka. Setelah memandang Reza yang tersenyum manis padanya, mata Tiara memandang ruangan temaram tempatnya bermalam. Ruangan yang menjadi saksi bisu pergulatan cinta mereka malam itu. Tiara menenggelamkan wajahnya di dada Reza, menutupi rasa malunya saat mengingat apa yang telah mereka lakukan sebelum terlelap.
"Bangun sayang!" seru Reza lembut.
"Aku sudah bangun, Mas," jawab Tiara pelan.
"Ayo mandi junub dulu, udah adzan subuh. Setelah itu kita sholat subuh," ajak Reza.
"Sholat dimana, Mas? Aku kan gak bawa mukena."
"Kan di mushola ada sayang. Kita sholat di sana saja."
"Mas, hari ini hari jumat."
"Memangnya kenapa kalau hari jumat?"
"Jadwalnya mbak Laras harus kontrol ke rumah sakit lagi kan? Hari senin kemarin kan gak jadi karena dokternya gak praktek. Kita harus segera pulang. Mbak Laras udah nyariin kamu dari semalam malah."
"Iya kita langsung pulang setelah sholat subuh ya." Reza mengusap kepala Tiara sambil tersenyum.
Tiara menganggukkan kepalanya, lalu hendak mengambil posisi duduk namun niatnya tertahan dan ia malah kembali mengeratkan selimutnya pada tubuhnya saat ia menyadari bahwa tidak ada sehelai benang pun yang melekat pada tubuhnya kecuali selimutnya yang menutupi tubuhnya. Reza tersenyum geli melihat ekspresi Tiara yang begitu terkejut saat memandang Reza.
"Kok mas udah pakai baju sedangkan aku enggak?" Tiara menyipitkan matanya memandang Reza.
"Mas semalam keluar sebentar pas kamu tidur karena orang bengkelnya udah sampai buat ganti bannya."
"Harusnya mas suruh aku pakai baju dulu baru tidur," keluh Tiara.
"Yang nyuruh kamu langsung tidur setelah bersih-bersih siapa? Bukan mas kan? Kamu sendiri yang bilang capek," jelas Reza sambil mengambil handuk. Tiara mengangakan mulutnya tidak percaya. Reza pun langsung menarik selimut yang menutupi tubuh Tiara dan menggantinya dengan handuk, kemudian menggendong Tiara ke kamar mandi. Tentu saja menimbulkan respon terkejut dari Tiara.
"Daripada berdebat hal yang tidak penting, lebih baik kita mandi sekarang! Keburu habis waktu subuhnya."
***
Laras masih penasaran mengapa Reza tidak pulang, apakah Reza benar-benar bermalam di kantornya karena proposal itu ataukah Reza malah pergi bersama Tiara. Ia pun kembali memutuskan untuk menemui Tiara, ia masih tidak percaya bahwa Tiara ada di dalam kamarnya. Setelah sampai di depan pintu kamar Tiara, Laras mengetuk pintu kamar Tiara.
"Tiara," panggil Laras pelan. Tangannya gemetar, ada banyak ketakutan yang menghampirinya. Tidak begitu lama Laras menunggu akhirnya pintu kamar itu terbuka.
"Iya, Mbak?" jawab Tiara. Melihat Tiara yang masih mengenakan baju piyama berdiri di hadapannya membuat Laras sedikit menghela napasnya lega.
"Kamu di kamar semalaman?" tanya Laras ragu. Tiara menganggukkan kepalanya.
"Kenapa, Mbak? Mbak ingin aku melakukan sesuatu?" tanya Tiara penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
RomanceHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...