Pintu kamar Tiara sudah tertutup rapat bahkan sudah terkunci karena Tiara yang telah menguncinya atas permintaan Reza. Meskipun hanya bertiga di dalam kamar itu, ruangan yang luas terasa menjadi sempit, pendingin ruangan pun seakan tidak berfungsi karena ruangan itu seperti sedang dipenuhi dengan anala yang menyala-nyala, siap membakar apapun yang ada di sana. Dersik yang terdengar dari luar rumah seakan memahami duka lara sang istri pertama. Tiara duduk di sofa kamarnya dengan pandangan yang tertunduk, batinnya mulai pasrah pada apapun yang akan terjadi. Sedangkan Reza duduk berdampingan dengan Laras di tepi ranjang Tiara. Reza menggenggam lembut tangan Laras, memberikan penjelasan dan pengertian kepada Laras adalah jalan satu-satunya yang harus ditempuhnya karena nasi sudah menjadi bubur. Ibarat peribahasa sepandai-pandainya kita menyimpan bangkai, suatu saat pasti akan tercium juga.
"Ras, maaf. Kami sama sekali tidak bermaksud untuk menipumu, tapi demi kesehatan kamu membuat mas memilih merahasiakan semua ini," tutur Reza. Laras tidak menanggapinya, hanya suara isak tangisnya yang terdengar.
"Ras, semuanya terjadi begitu saja. Selama lima tahun mas selalu menantikanmu untuk bangun, karena mas yakin suatu saat kamu pasti akan bangun dan anak kita akan bertemu kembali dengan ibunya."
"Tapi setelah bertemu dengannya, keyakinanmu menjadi runtuh, Mas?" tanya Laras dalam tangisnya dan menimbulkan rasa semakin bersalah dalam diri Tiara.
"Tidak seperti itu Ras. Saat papa Tiara meninggal, papa membawanya masuk ke dalam rumah ini. Selain dia adalah anak dari sahabat baik papa, dia juga adalah murid mas saat dia SMA dulu. Saat itu, semua masalah seakan menggeluti dirinya. Alih-alih ingin membantunya, mas malah menjadikannya istri. Ras, Habib juga butuh sosok seorang ibu di masa tumbuh kembangnya, saat itu bahkan mas sendiri tidak tahu kapan kamu akan bangun."
"Apakah dia murid yang pernah kamu ceritakan?"
Reza menganggukkan kepalanya pelan. Laras pun memejamkan matanya dan air matanya kembali mengalir, kemudian menarik tangannya dari genggaman Reza.
"Saat dulu kamu bercerita tentang muridmu itu, harusnya aku sudah menyadarinya bahwa ada rasa cinta di antara kalian berdua. Kamu bukan ingin membantunya ataupun karena Habib, kamu menikahinya karena memang kamu mencintainya, Mas." Tangis Laras semakin pecah. Tanpa disadari Tiara, airmatanya juga ikut mengalir membasahi wajahnya. Rasa bersalahnya pada Laras semakin menggunung. Andai saja ia tidak pernah hadir dalam rumah tangga mereka.
"Kamu kecewa saat tahu aku bangun kembali, Mas?" lanjut Laras bertanya. Reza menggelengkan kepalanya dan kembali meraih tangan Laras.
"Mas sangat bahagia saat kamu bangun kembali, Ras. Setelah menantimu selama lima tahun akhirnya kita bisa saling menyapa lagi, Habib juga bisa merasakan langsung kasih sayang dari ibunya. Bagaimana bisa semua itu membuat mas kecewa? Mas bahagia, Ras." Reza mengusap lembut wajah Laras, namun langsung ditepis oleh Laras.
"Omong kosong!" Laras menatap Reza tajam. Matanya penuh dengan kemarahan yang terpendam, "jika kamu bahagia, saat aku bangun kamu tidak akan mempertahankan dia lagi." Laras menunjuk Tiara, "tapi apa? Bahkan kamu berlari untuknya dan meninggalkanku yang sedang kesakitan di rumah sakit, kamu berbohong bahwa princess itu adalah Marsya. Kontak dengan nama princess itu dia kan, Mas?! Kamu bahkan secara terang-terangan membawanya ke hadapanku, memberikan kamar yang pernah menjadi tempat kita bermalam menjadi miliknya, kamu juga secara terang-terangan memberinya tumpangan, kalian pergi bersama di depan mataku. Lalu hari ini, kamu bahkan membelikannya pakaian dan datang memelukku dengan penuh cinta yang kamu sangka adalah dia!"
"Ras, mas tidak hanya membelikan Tiara. Tapi membelikan kamu juga. Ini bajunya ada," ungkap Reza lalu mengambil paper bag yang berisi baju gamis beserta kerudungnya, "ini buat kamu Ras. Kamu tenang sayang ya! Nanti kamu sakit," seru Reza lembut sambil menyentuh pipi kiri Laras. Reza memberikan paper bag itu kepada Laras. Setelah mengambilnya dari tangan Reza, Laras melemparkannya ke wajah Tiara.
![](https://img.wattpad.com/cover/160414090-288-k696073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
RomanceHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...