Tok..Tok..Tok...
"Siapa?" teriak Tiara dari dalam kamar.
"Ini aku Ra, Raka," sahut Raka dari balik pintu kamar Tiara.
"Sebentar!" Seru Tiara, kemudian meraih hijabnya. Selang beberapa detik berikutnya, pintu itu pun terbuka. Raka diam menatap Tiara sejenak, entah sejak kapan Tiara selalu memenuhi hati dan pikiran Raka.
"Ada apa?" Tiara menyadarkan Raka dari aksi menatapnya.
"Oh iya, tadi siang aku mampir ke sebuah toko kaset dan aku membeli ini untukmu," ungkap Raka kaku sambil menunjukkan DVD dengan gambar ibu hamil sebagai cover-nya.
"Kaset?" Tiara mengernyitkan dahinya.
"Ehh maksudku, aku membeli DVD senam ibu hamil ini untukmu. Ini baik untuk kamu," jelas Raka canggung.
"Terima kasih," ucap Tiara setelah menerima DVD tersebut, lalu hendak menutup kembali pintu kamarnya.
"Emmm. Ra?" cegat Raka.
"Iya?" Tiara mengurungkan niatnya menutup pintu.
"Boleh aku berbicara dengan anak kita sebentar?" pintanya ragu.
Tiara kembali mengernyit. "Dia belum bisa diajak bicara mas."
"Aku tahu. Hanya saja aku ingin dia mulai mengenal suara ayahnya."
"Baiklah. Sebentar saja!"
"Iya sebentar saja," ucap Raka kegirangan. Raka pun langsung mengambil posisi berlutut di depan Tiara agar ia dapat menyejajarkan kepalanya dengan perut Tiara. Perlahan tangan Raka terangkat untuk menyentuh perut Tiara, namun gagal karena Tiara mencegahnya.
"Jangan disentuh mas! Aku ini istri kakakmu."
"Maafkan aku," ucap Raka canggung. Kemudian kembali menatap perut Tiara.
"Hai sayang. Mulai sekarang, kamu harus mengingat suara ayah ya! Saat kamu lahir nanti ayah akan memberikan sejuta kebahagiaan untukmu hingga kamu lupa caranya untuk menangis sedih ...." Begitu banyak hal yang Raka ucapkan seolah anak itu sudah dapat mendengarnya. Meskipun tidak dapat menyentuh perut Tiara secara langsung, ia menggerakkan tangannya seolah tangan tersebut tetap menyentuh perut yang menjadi tempat anaknya hidup. Tiara dapat melihat ada ketulusan dan kebahagiaan di mata Raka saat ia mengucapkan banyak hal kepada anaknya. Tetapi, hati Tiara tetap tidak tersentuh untuk menghentikan niatnya membalas dendam.
Reza melangkah gontai menuju kamarnya, baru pulang dari masjid. Sholat isya' berjamaah. Langkahnya terhenti saat ia menangkap sepasang insan sedang bertemu bahkan sama-sama terlihat tersenyum bahagia. Raka yang berlutut di hadapan Tiara dan terus berbicara di depan perut Tiara dengan sorot mata yang bahagia, lalu pandangannya beralih pada istrinya. Tiara membiarkan Raka dan hanya menatapnya sambil tersenyum.
Ara. Batin Reza setelah ia memejamkan matanya, menahan sesuatu yang ingin meledak.
Sudut mata Tiara menangkap sosok suaminya sedang berdiri dan memejamkan matanya, beberapa detik kemudian membukanya kembali. Saat mata itu terbuka, mata keduanya bertemu. Terjadilah aksi saling menatap antara Tiara dan Reza, sedangkan Raka tetap sibuk dengan berbagai ucapannya pada janinnya. Tiara mengalihkan pandangannya dari Reza, mencoba menahan genangan airmatanya agar tidak jatuh dan terlihat oleh mereka. Reza mengumpulkan segenap kekuatannya untuk kembali melangkah maju menghampiri mereka berdua.
"Ehhmmm ...." Deheman Reza membuat Raka menghentikan aktivitasnya dan segera kembali berdiri.
"Kak Reza."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
RomanceHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...