Kicauan burung terdengar riang menyapa hari minggu pagi. Seperti biasa, pagi yang selalu indah bagi setiap insan yang menikmatinya. Udara sekitar juga masih terasa dingin menyentuh kulit. Langit yang kelabu perlahan berubah menjadi cerah karena matahari yang mulai beranjak terbit. Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, setelah menunaikan sholat subuh Reza lebih memilih untuk kembali meringkuk di balik selimutnya. Berulang kali Tiara sudah mencoba membangunkannya. Menagih janji Reza untuk lari pagi bersamanya. Namun Reza tetap enggan membuka matanya.
"Mas, olahraganya batal ya?"
"Kepala mas sakit, Ra. Kalau buka mata terasa makin mual." Akhirnya Reza menjawab panggilan Tiara padanya, setelah tidak terhitung seberapa banyak kata yang Tiara keluarkan untuk membuat Reza bangun.
"Mas sakit?" tanya Tiara cemas lalu menyentuh dahi Reza dengan punggung tangannya, "tapi gak panas."
"Sakit kepala, Ra. Mual juga. bukan demam."
"Minum obat ya mas ya! Mungkin asam lambung kamu lagi naik." Tiara beranjak mengambil obat yang tersedia di dalam box obat yang ada di dalam kamarnya dan juga menyiapkan segelas air putih untuk Reza. Tiara membantu Reza untuk duduk lalu memberikan obatnya.
"Yang ini dikunyah ya, Mas!" seru Tiara setelah Reza menelan obat pereda rasa nyeri. Belum sempat menerima obat yang satunya dari Tiara, Reza langsung beranjak dari duduknya menuju ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Tiara mengusap pelan punggung Reza setelah ia berhasil menyusul langkah Reza ke kamar mandi.
"Mas, kamu gak salah makan kan kemarin?" tanya Tiara cemas. Reza menggelengkan kepalanya. "Gak telat makan juga kan kemarin di kantor?" lanjut Tiara bertanya dan kembali dijawab Reza dengan gelengan kepalanya.
Dengan bantuan Tiara, perlahan Reza keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di kasurnya.
"Kita ke dokter ya, Mas!"
"Nanti saja. Tolong buatkan mas teh manis ya, Ra! Mas ingin minum obat dengan teh manis saja."
"Mas, alangkah baiknya minum obat itu dengan air putih biar efeknya gak terhambat!"
"Tapi malah makin mual, Ra. Gini aja, kamu buatkan mas air putih kasih gula terus kasih es ya!"
Tiara membolakan matanya tidak percaya Reza ingin meminum air es di pagi hari seperti itu.
"Plisss. Jangan ditolak lagi, Ra!"
"Iya mas, aku buatkan sekalian aku ambilkan sarapan buat kamu ya, Mas. Tunggu sebentar!" Tiara mengusap lembut wajah Reza lalu beranjak keluar kamar, sedangkan Reza kembali berbaring dan memejamkan matanya.
***
"Ra, tolong ambilkan mas air dingin!" Reza berteriak, menyeru pada Tiara yang sedang berada di dapur.
"Iya, Mas," jawab Tiara dari kejauhan.
Salman menghentikan aktivitasnya yang sedang membaca surat kabar, lalu memandang Reza yang terus menyantap keripik singkong balado dalam stoples yang ada di hadapannya dan matanya yang tetap fokus pada acara televisi yang sedang tayang.
"Papa perhatikan akhir-akhir ini kamu minumnya air dingin terus, kurangilah Za. Mending air putih biasa."
"Kalau minum yang lain mual, Pa," jawab Reza.
"Kalau air dingin gak mual?"
"Masih mual juga sebenarnya, tapi gak separah pas minum yang lain."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
RomanceHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...