Bulan ramadhan sudah menginjak hari ke – 16, setiap hari Tiara menanti kepulangan Reza. Namun harapannya selalu sirna. Kini, Reza bahkan tidak pernah pulang ke rumah. Jika ada sesuatu hal yang perlu di ambil di rumah, maka ia akan menyuruh supir untuk mengambilnya. Setelah sibuk dengan semua persiapan untuk acara pengajian di rumah mereka dalam rangka memperingati malam Nuzulul Qur'an, akhirnya Tiara dapat kembali ke kamarnya untuk merapikan dirinya. Ini adalah ramadhan tahun pertama bagi Tiara, tahun pertama baginya belajar berpuasa. Tiara memutuskan untuk mengaji setelah melaksanakan sholat ashar, saat ini bacaan Tiara telah sampai pada Al-quran surat Al-Baqoroh.
"Min ..., ba ..., eh ..., min ..., ini bacanya gimana ya?" tanya Tiara pada dirinya sendiri. Cukup lama ia diam dan mengamati bacaan tersebut mencoba mengingat bagaimana cara membacanya yang benar, "mas, nun mati ketemu dengan huruf ba gini, baca gimana kemarin, Mas? Ara lupa," tanya Tiara. Ia pun menoleh ke belakang. Sejenak kemudian ia diam membeku, tanpa terasa setetes air matanya berhasil membasahi Al-quran yang ada di hadapannya.
"Astaghfirullahalazim. Bagaimana aku bisa sampai lupa begini? Mas Reza kan sedang menjaga mbak Laras, Tiara," gumam Tiara pada dirinya sendiri, "aku search di google sajalah."
Tiara pun meraih ponselnya kemudian mencari bagaimana cara membaca nun mati yang bertemu dengan ba. Setelah ia berhasil mendapatkannya, Tiara pun kembali meneruskan bacaannya hingga batas satu 'ain.
"Shodaqollaahulazim," tutup Tiara setelah selesai membaca Al-qur'an, "apa aku coba telpon mas Reza ya? Siapa tahu dia bisa pulang untuk ikut acara ini sebentar."
Tiara pun langsung mencari kontak Reza di ponselnya dan langsung men-dial nomornya. Cukup lama, hingga akhirnya telepon itu di angkat.
"Assalammualaikum," sapa seorang wanita dari dalam telepon.
Apa ini mbak Laras? Batin Tiara. Ia tetap diam tidak berani berbicara.
"Halo," sapa Laras kembali, "halo, ini dengan siapa? Mas Rezanya sedang ke toilet."
Tiara pun langsung memutuskan sambungan teleponnya. Menyisakan kebingungan dalam diri Laras. Ya Allah, apa aku sudah melakukan kesalahan dengan menelpon mas Reza? Harusnya aku tidak melakukannya. Bagiamana kalau mbak Laras jadi curiga. Batin tiara cemas.
Di rumah sakit, Laras masih bingung menatap ponsel Reza yang baru saja berdering dan kemudian mati setelah telepon tersebut diterimanya. Reza keluar dari toilet juga sama bingungnya menatap Laras yang sedang memandangi ponsel Reza yang kini sudah terletak di pangkuan Laras.
"Kamu kenapa, Ras?" tanya Reza menghampiri Laras.
"Tadi HP kamu bunyi terus, aku berusaha meraih HP kamu untuk mengangkat telpon itu, mana tahu penting. Tapi setelah aku angkat telponnya malah mati," jelas Laras.
"Siapa yang nelpon?" tanya Reza kembali.
"Aku gak tau, tapi namanya di kontak kamu princess. Siapa princess, Mas?" tanya Laras menatap bingung. Tubuh Reza menegang seketika tapi berusaha ia netralkan agar tidak membuat Laras berpikir yang macam-macam.
Reza tersenyum memandang Laras, "itu Marsya yang menelpon," jawab Reza, Maaf Ras aku sudah berbohong. Batinnya, "nanti mas telpon dia balik."
"Kenapa harus nanti? Sekarang saja, Mas!"
"Nanti saja."
"Kenapa? Biasanya juga kalau telpon Marsya kamu di depanku. Kenapa kamu seperti takut aku mendengar pembicaraan kalian?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
RomanceHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...