SM - 32

10.3K 535 62
                                    

Setelah menutup pintu kamar mereka, Reza melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan kiri Tiara. Reza menatap Tiara tajam. Ada kemarahan dalam dirinya karena Tiara berniat pergi tanpa permisi padanya. Reza mengusap kasar wajahnya.

"Aku tidak habis pikir kamu bisa bertindak bodoh seperti ini? Kamu ingin pergi bersama Raka dan menikah dengannya? Kamu masih sadarkan bahwa kamu itu istriku?"

"Siapa yang ingin pergi dengan mas Raka?" kesal Tiara karena Reza telah menuduhnya.

"Sudah sangat jelas di depan mataku, aku melihat kalian pergi bersama ke bandara. Jika bukan untuk melarikan diri bersama lalu untuk apa lagi? Kamu ingin menyebut ini bagian dari rencana balas dendam? Atau sebenarnya kamu memang mulai mencintai dia?" bentak Reza.

"Memangnya kenapa jika aku mencintainya? Apa urusannya sama mas?"

"Apa? Aku tidak salah mendengar kamu mengatakan ini padaku? AKU INI SUAMI KAMU MUTIARA RAHAYU ADITAMA."

Airmata Tiara mulai menggenang, "Siapa yang nyuruh kamu jadi suami aku? Gak ada kan mas? Seharusnya kamu tetap menolakku sama seperti enam tahun yang lalu. Tapi mengapa kamu malah membuatku menjadi istrimu?"

"TIARA!"

"Apa? Kamu ingin pukul aku? Pukul sekarang! Aku memang bukan wanita baik-baik. Aku tidak pernah meminta kamu untuk menanggung semua kesalahan yang aku lakukan, aku gak pernah berharap atau berniat menjadi istri kamu seperti ini, aku juga tidak pernah ...." Kalimat Tiara terhenti saat Reza menutup mulutnya dengan bibir Reza. Mencium Tiara dengan kasar. Tiara terus memberontak mencoba melepaskan pagutan bibir Reza pada bibirnya. Berulang kali Tiara mendorong tubuh Reza agar menjauh darinya hingga akhirnya dia berhasil membuat Reza melepaskan bibirnya.

PLAAAKKK

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Reza. Air mata Tiara mulai membasahi wajahnya, "jangan membuat aku jadi mengecapmu laki-laki bajingan juga, Mas!" Tiara menunjuk Reza dengan jari telunjuknya. Mata Reza semakin memerah, ia hanya memandang Tiara dalam. Detik berikutnya Reza kembali menarik tangan Tiara dan menyeretnya untuk ikut masuk ke dalam kamar mandi dengannya.

"Lepaskan aku, Mas!" berontak Tiara. Namun Reza tetap menariknya hingga sampai di kamar mandi. Reza pun menghidupkan shower yang ada di dalam kamar mandinya dan membuat tubuh Tiara basah kuyup di sana, "mas, apa yang kamu lakukan?" teriak Tiara. Reza tetap tidak memerdulikan setiap kalimat yang keluar dari mulut Tiara. Setelah berhasil membuat Tiara basah kuyup, Reza melangkah keluar kamar mandi dan mengunci pintu itu. Mengurung Tiara di dalam kamar mandi dan mematikan lampu kamar mandi.

"Mas! Keluarkan aku dari sini! Aku takut, mas," Teriak Tiara dari dalam kamar mandi.

"Ini hukuman untuk kamu karena telah menjadi istri yang susah di atur," ucap Reza pelan dari luar.

"Reza! Kamu apakan Tiara sampai dia menangis teriak-teriak gitu?" teriak Tiwi dari luar kamar Reza.

"Aku sedang menghukumnya, Ma," jawab Reza.

"Nak, kamu jangan kasar sama istri kamu. Kasih tau aja dia baik-baik jangan sampai menyakitinya!" seru Tiwi cemas.

"Pergilah, Ma. Ku mohon!" seru Reza dari dalam.

Dorr! Dorr! Dorrr!

Tiara terus mengetuk pintu kamar mandi dan memohon kepada Reza untuk membukakannya pintu, "mas, kamu tahu kan aku sangat takut berada dalam ruangan sempit dan gelap. Aku minta maaf maaf, mas. Keluarkan aku dari sini, mas, aku mohon!" pinta Tiara dalam tangisnya.

Reza duduk bersandar di depan pintu kamar mandi sambil memandangi pintu itu, "kenapa kamu ingin lari bersama Raka, Ra?"

"Aku tidak ingin lari bersamanya, mas. Sungguh, dia hanya mengantarku. Aku tidak pernah berniat untuk lari bersamanya."

Sekilau MutiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang