SM - 29

8.6K 492 23
                                    

"Mas, titip salam ya untuk mbak Laras. Semoga dia cepat segera sembuh," ucap Tiara setelah mencium tangan Reza saat mengantarkan ke depan mobil. Sejenak kemudian Tiara menarik kembali kata-katanya, "gak jadi mas, maaf aku lupa. Kamu jaga mbak Laras baik-baik ya di sana."

"Maafkan mas, Ra," Reza menatap Tiara sedih kemudian menggenggam tangan Tiara, "tapi saat kesehatan Laras sudah membaik, mas akan memberitahunya tentang hubungan kita."

"Gak papa, Mas. Aku mengerti. Yang penting mbak Laras sehat, kamu juga jaga kesehatan ya!" seru Tiara tersenyum.

"Pasti. Kalau gitu mas berangkat sekarang ya. Mas titip anak kita sama kamu ya! Kalian baik-baik di rumah!" seru Reza.

"Siap, Mas."

Reza mengusap lembut pipi kanan Tiara dengan tangan kirinya, "Assalammualaikum," pamit Reza.

"Waalaikumsalam," jawab Tiara. Reza pun masuk ke dalam mobilnya dan Tiara melambaikan tangannya saat mobil itu sudah mulai melaju meninggalkan rumah. Tiara kembali masuk ke dalam rumah dan langkahnaya langsung dihadang oleh Raka. Tiara menatap Raka bingung.

"Kamu yakin membiarkan suami kamu pergi begitu saja begini? Kamu percaya bahwa dia akan tetap setia pada kamu? Coba kamu bayangkan! Sepasang suami istri yang dulunya pernah hidup bersama dan saling mencintai, kini kembali bersama setiap saat. Seiring berjalannya waktu kamu akan dilupakan, Ra," ujar Raka memengaruhi pikiran Tiara.

Tiara tersenyum, "ucapanmu tidak akan mengubah apapun, mas Raka. Aku percaya pada suamiku. Tidak baik menjelekkan saudara sendiri!" seru Tiara kemudian melangkah pergi.

"Suatu saat kamu akan menyesali keputusanmu ini, Ra. Suatu saat kamu akan menyadari bahwa kehadiran kamu di antara mereka itu tidak lebih hanya sebagai ban serap. Hanya aku yang mencintaimu dengan tulus dan tidak akan membagi cintaku dengan wanita lain," ujar Raka. Tiara meremas jemarinya, berusaha agar hatinya tidak terpengaruh oleh apapun yang dikatakan oleh Raka. Ia kembali meneruskan langkahnya tanpa menghiraukan Raka yang masih merasa kesal.

Sesampainya Tiara di kamarnya, ponsel Tiara berdering. Tiara berjalan menuju tempat tidurnya, kemudian meraih ponselnya yang terletak di atas kasurnya. Baru saja ia berniat untuk menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalnya itu, panggilannya sudah terputus sebelum ia berhasil menerimanya.

"Sudah lima panggilan, pasti penting," gumam Tiara. Beberapa detik kemudian, ponselnya kembali berdering. Nomor yang sama dengan sebelumnya kembali menghubunginya. Tiara segera mengusap layar ponselnya, menerima panggilan tersebut.

"Assalammualaikum," sapa Tiara.

"Waalaikumsalam, mana Reza?" tanya seorang wanita dari dalam telepon.

"Maaf, ini dengan siapa ya?" tanya Tiara.

"Saya ini ibunya Laras, Saya sedang mencari menantu saya. Mana Reza? Kamu sembunyikan dia dimana? HP dia sampai gak bisa dihubungi. Dia pulang lama sekali."

"Saya gak menyembunyikan mas Reza, Bu. Mas Reza sudah pergi ke rumah sakit."

"Jangan bohong kamu! Jangan coba-coba menahan Reza di rumah ya! Reza itu punya istri yang sedang butuh dia di rumah sakit."

"Saya gak bohong bu, baru saja mas Reza berangkat ke rumah sakit. Mas Reza di rumah hanya mandi sebentar dan mengambil beberapa pakaiannya untuk menemani mbak Laras di sana, Bu," jelas Tiara.

"Awas kamu ya kalau coba-coba ingin menguasai Reza seorang diri! Lagian kamu itu harusnya lebih tahu diri, Reza itu sudah punya Laras, mereka juga punya anak. Tapi kamu malah hadir di tengah rumah tangga mereka. Kita ini sama-sama perempuan, coba kamu posisikan diri kamu di posisi Laras! Pasti sakit hati kan? Memangnya kamu gak bisa mencari laki-laki lain yang bukan suami orang? Kenapa kamu harus merebut suami anakku? Dasar pelakor!"

Sekilau MutiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang