"Ra, maafkan aku. Kamu jadi ikut terjebak di sini," sesal Marsya.
"Sekarang itu bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan siapa apalagi menyalahkan diri sendiri, yang penting itu kita harus berpikir bagaimana caranya kita keluar dari sini!" Tiara mencoba menasihati Marsya yang sejak mereka masuk kembali ke bangunan tua itu, ia tidak berhenti menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku tidak bisa berpikir Ra. Rasanya semua jalan seakan buntu," Marsya menundukkan kepalanya.
"Setidaknya kamu bisa tidak menyalahkan diri kamu terus, biarkan aku berpikir dan kamu diam saja. Jangan menggagalkan rencanaku, oke!" Seru Tiara.
"Kamu mau ngapain?" tanya Marsya bingung.
"Mencoba cara yang terlintas dalam benakku agar kita bisa keluar dari sini, setidaknya kita sudah pernah berjuang kayak lagu band siapa itu lupa pula aku namanya," gerutu Tiara sambil mencoba mengingat penyanyinya.
"Apa penting kamu mengingat siapa dia?"
"Aku sedang menghibur diriku yang sedang stress memikirkan solusi."
"Oke baiklah, aku tidak akan mengganggumu."
"Gadis pintar yang sebelumnya selalu bodoh," cibir Tiara.
"Kamu ngatain aku?" Marsya merasa tersinggung dengan kalimat Tiara.
"Mau marah?" tanya Tiara.
"Kali ini aku maafkan karena kamu pun ikut menderita karena aku," ucap Marsya.
"Alhamdulillah ya Allah ternyata dia masih nyadar."
"Ra!!" Keluh Marsya.
"Iya iya, aku cuma bercanda. Lagian gak ada acara standup comedy di sini jadi jika bukan diri sendiri siapa lagi yang akan menghibur kita?"
"Iya iya, apa katamu sajalah," Marsya mengalah dalam perdebatannya dengan Tiara.
"Mas ganteng," sapa Tiara pada Jerry dengan volume suara yang naik satu oktaf agar Jerry mendengar teriakannya. Jerry langsung menghampiri mereka berdua.
"Kenapa?" tanya Jerry dengan tatapan membunuh.
"Kamu mau apa?" bisik Marsya.
"Gak usah bisik-bisik Sya! Mas ganteng masih bisa mendengarnya," seru Tiara.
"Oh iya aku belum bertanya, kamu Tiara si artis yang terkenal itu kan?" tanya Jerry memastikan.
Tiara memutar bola matanya malas, "udah bukan artis lagi."
"Ada hubungan apa kamu sama Marsya hingga kamu bela-belain untuk membantunya hingga ke sini?" tanya Jerry menyelidik.
"Aku ini ...," kalimat Tiara terhenti saat Marsya sudah menjawabnya terlebih dahulu.
"Dia temanku. Saat kamu menelepon meminta untuk bertemu, aku sedang bersama dengannya sehingga akhirnya aku mengajaknya dan sampailah dia kemari," jelas Marsya dan berharap Jerry akan percaya dengan ucapannya. Marsya takut jika mengatakan bahwa Tiara adalah istri kakaknya maka itu akan semakin membahayakan Tiara.
Jerry menganggukkan kepalanya mengerti, "sebenarnya aku tidak memiliki urusan denganmu, tapi karena kamu sudah terlanjur terlibat jadi aku tidak bisa membiarkanmu lepas begitu saja. Paling tidak kamu juga harus tetap di sini hingga urusanku dengan Marsya selesai."
Tiara memaksa sudut bibirnya untuk tersenyum, "karena kita tidak memiliki urusan dan seperti katamu aku tetap harus di sini. Oke, aku setuju. Tapi tolong berikan aku makan, aku lapar sekali," Tiara memperlihatkan wajahnya yang memelas agar Jerry merasa iba padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/160414090-288-k696073.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekilau Mutiara
Любовные романыHighest rank 20 November 2020 #10 in Percintaan #1 in pengorbanan #1 in syahadat #1 in pelecehan seksual #1 in istrikedua #2 in poligami #8 in rohani #89 in roman "Asyhadu allaa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah." Syahadat ini...