"Kenapa para penduduk desa ini belum juga pergi?"
"Tuan, saya sudah memberitahu para penduduk desa untuk segera pergi meninggalkan desa ini tapi mereka tidak mau pergi dengan alasan mereka tidak mau meninggalkan tanah yang sudah mereka tempati setelah sekian lama."
"Lalu kenapa kalian terima tawaran saya termasuk uangnya saat itu kalau tidak mau meninggalkan desa ini? Aneh."
"..."
"Bagaimana dengan uangnya?"
"Ha---habis."
"Kalau begitu cepat pergi dari desa ini! Kalau tidak, kembalikan uangnya sebanyak tiga kali lipat, paham?"
"Tu---tuan, kami hanya warga biasa jadi tidak mungkin kami punya uang sebanyak itu."
"Saya tidak peduli. Kalian sudah menerima uangnya itu artinya kalian siap menerima setiap konsekuensi yang ada termasuk mengganti uang ganti rugi sebanyak tiga kali lipat. Kalian ini.. kenapa harus pusing sih? Begini, cukup pergi saja dari desa ini, kalian tidak perlu memikirkan uang ganti rugi. Iya 'kan?"
"Tu---tuan, bisa beri kami waktu?"
"Waktu apa, waktu untuk mengganti uangnya atau waktu untuk pergi dari desa ini? Saya tidak mau tau, pokoknya ganti uangnya sebanyak tiga kali lipat atau pergi dari desa ini secepatnya! Kalau kalian belum juga mengganti uangnya atau pergi dari sini. Saya akan menggunakan cara kasar, paham?"
"...""Begini saja, jika kamu berhasil membujuk seorang gadis bernama Intan untuk datang besok pagi ke sini, akan saya pikirkan kembali masalah ini."
"Intan?"
flashback off
"Jadi begitu, Neng."
Ckh! Kenapa gue harus ikut terlibat sih sedangkan gue nggak tau apa-apa.. jangan-jangan.. dia punya dendam pribadi sama gue gegara kemaren?
Malam hari habis adzan isya---tepat saat ini, rumahnya kedatangan tamu spesial yaitu Bapak Rete---pemilik rumah yang menjadi tujuan pria menyebalkan itu datang kemari tadi pagi. Berbincang sejenak seputar desa dengan kedua orang tuanya, kemudian bertanya ada keperluan apa berkunjung ke rumah dan ternyata ingin berbicara Intan?!
Sekarang ini, mereka berdua mengobrol di teras depan.
"Memangnya nggak ada gadis lain selain saya, Pak?" Intan sangat berharap..
"Tidak ada."
Intan langsung lemas di tempat.
Pak Rete juga tidak tau kenapa gadis ini jadi ikut terlibat yang--- tentu saja dirinya juga tidak tau apa-apa karena gadis ini baru saja pulang dari luar kota untuk kuliah, itu salah satu informasi yang dia dapat saat mengobrol dengan kedua orang tuanya. Pantas saja dia baru lihat.
"Saat disana tugas saya apa, Pak? Kalau jadi nyamuk, saya nggak mau!" Intan tidak mau kalau nanti dirinya hanya mendengarkan dan memperhatikan kedua pria yang sedang sibuk membahas---contoh; masalah desa.
Pria itu kira dia tidak punya kesibukan?!
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
General FictionAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...