11.

1.3K 89 0
                                    

Pintan merasa bahwa mood temannya itu sedang buruk, "Hari ini lu kenapa sih marah-marah mulu perasaan? Gue ada salah ya sama lu?"


"Banyak,"

"Ah yang bener? Kok gue nggak merasa punya salah ya sama lu, gue rasa ...lu yang punya salah sama gue?"

"Hari ini gue lagi nggak mood, terus kurang tidur juga jadi jangan sampai lu jadi sasaran amuk gue,"

"Begadang?"

"Nggak, kemarin itu gue habis dari pernikahan Kakak gue jadi gue nggak ada waktu buat istirahat"

"Kok lu nggak ngajak gue sih?"

"Lu di undang?"

"Nggak juga sih, ya setidaknya lu bilang dulu gitu ke gue"

"Kalau gue bilang, lu mau datang?"

"Datang lah, itupun kalau di undang"

"Pernikahannya singkat, cuma keluarga inti yang tau karena Kakak gue mau pernikahannya untuk sementara privasi sebelum go public" katanya, "Tapi tetep sah secara agama dan negara,"

"Intan?"

"Apalagi?"

"Lu nggak merasa bersalah sama cowok tadi, terlalu kasar tau lu ngomongnya sama dia, gue aja jadi nggak enak"

"Gue rasa itu pantas buat dia, udah ya jangan bahas dia lagi, nggak suka gue"

"Lu keknya dendam banget sama dia?"

"Gue cuma nggak suka sama dia"

"Terus lu suka sama siapa?"

"Kepo lu,"

"Terus masalah traktir gimana--- jadi nggak traktir gue?"

"Nggak, gue nggak punya uang sebanyak itu,"

"Bohong lu, sekarang gue nggak akan percaya lagi sama lu kalau masalah uang,"

"Lagian buat apa juga lu beli satu mall gue tanya?"

"Intinya lu sanggup apa nggak, huh?"

Tak!

Sebuah kartu berwarna hitam pekat terjatuh di atas meja, membuat seisi kantin heboh saat melihat kartu tersebut!

"Black Card???"

***

Dikying melihat sebuah mobil yang sangat familiar memasuki area parkiran, dia langsung menghampiri mobil tersebut.

Chen membuka pintu lalu keluar dari mobil, "Sudah lama, Dikying?"

"Belum, Tuan"

Setelah keluar dari mobil, Sera langsung menghampiri Chen dan Dikying yang sedang mengobrol, "Kau ingin menunggu disini atau ikut bersamaku ke dalam?"

"Saya akan menunggu disini saja," jawab Chen

Sera menganguk saja lalu menyempatkan untuk meliriknya baru setelah itu masuk ke dalam. Dikying dibuat salah tingkah karena hal tersebut, dia sangat manis

AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang