Setelah dinyatakan hamil, selama sebulan penuh Intan di rumah saja seperti sekarang ini, duduk santai di gezebo belakang rumah bersama Dikying.
Intan terus mengelus lembut perutnya yang mulai membesar, "Kakak kapan mau menikah?"
Dikying tersenyum, "Kasian sama istri dan anak saya nanti,"
"Maksudnya?"
"Pekerjaan saya ini cukup berbahaya bagi saya dan keluarga saya nanti, kita juga tidak tau apa yang akan terjadi saat kita bekerja nanti yang terkadang berakhir dengan kematian,"
"Contohnya adalah kamu yang bersaudara dengan seseorang yang punya tanggung jawab besar seperti resikonya, kamu selalu dalam bahaya karena kamu yang menjadi target para musuhnya karena menurut mereka kamu adalah kelemahannya,"
"Mereka salah besar tapi tetap saja mereka terus menggunakan kamu sebagai kelemahannya,"
"Apa mereka pernah menggunakan target lain selain aku seperti orang tua kami atau adik kami?"
"Jarang sekali para musuh menggunakan target lain selain kamu, memang kamu yang paling lemah secara pengawasan karena jauh sekali dari lokasi kami dan sekarang semakin jauh,"
Intan tertawa
"Kenapa tidak kakak coba saja dulu untuk menikah atau... kalian dilarang menikah?"
"Nggak juga, sebagian dari kami ada yang sudah menikah bahkan sudah memiliki keturunan,"
"Jadi?"
"Saya hanya takut istri saya nggak bisa menerima pekerjaan ini,"
"Itu saja?"
Dikying tersenyum
Intan tampak berpikir, "Kalau begitu cari wanita yang bisa menerima kakak apa adanya atau... mengundurkan diri saja?"
"Kalau masalah untuk mengundurkan diri rasanya mustahil karena perjuangan saya untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan posisi sekarang ini tidak mudah dan saya sudah sangat menyukai pekerjaan ini,"
"Kenapa?"
"Saya mau sedikit bercerita, kamu bersedia untuk mendengarkan?"
Intan menganguk.
"Saya dan kakak kamu bertemu itu saat kakak kamu sedang berada di Cina. Sangat kebetulan sekali bukan? Mungkin karena kasihan melihat saya yang seperti anak jalanan, kakak kamu langsung menawarkan sebuah pekerjaan,"
"Pekerjaan apa?"
"Itu adalah pertanyaan yang saya tanyakan saat itu dan kakak kamu hanya tersenyum lalu menjawab, 'yang jelas sebuah pekerjaan yang menyenangkan dan kamu pasti akan suka' dan saya setuju karena saya sudah tidak punya tujuan hidup lagi saat itu setelah keluarga saya menghilang secara misterius,"
"Sekarang sudah ketemu?"
"Dengan saya versi sekarang pasti mudah untuk menemukannya, alasan mereka meninggalkan saya itu karena uang, jelas saya tidak mau saat mereka ingin saya kembali,"
"Uang?"
"Kakak kamu akan memberikan uang yang sangat banyak kepada keluarga saya dengan syarat mereka meninggalkan saya seorang diri tanpa sepengetahuan saya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Ficção GeralAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...