21.

769 62 0
                                    

Tit!

Intan yang sedang menikmati hari liburnya dengan berdiam diri di dalam ruang tamu dengan pizza dan film action yang menemaninya. Merasa sangat terganggu dengan tamu yang berkunjung ke unit apartementnya saat ini.

Intan beranjak dari sofa lalu jalan sempoyongan menuju pintu lalu membukanya, ingin tau siapa yang bertamu ke apartemennya pagi-pagi sekali!

"Kamu belum mandi?" Tanya Sera

Intan yang masih setangah sadar langsung sepenuhnya sadar saat mendengar suara yang terdengar sangat familiar. Intan mengerjapkan mata, mencoba melihat dengan jelas.

Sera bersama Dikying berkunjung ke unit apartemennya pagi-pagi sekali dengan membawa beberapa makanan siap saji karena dari harumnya sudah jelas bahwa itu adalah makanan.

"Ada apa?" Bukannya menjawab, Intan balik bertanya.

Sera mengedikkan bahu bodoamat lalu segera masuk ke dalam karena Intan sedari tadi tidak menyuruh mereka masuk, jadi dia masuk sendiri. Duduk di sofa kemudian melepaskan kacamatanya, Intan berdecak sebal kemudian kembali ke ruang tamu.

Dikying yang melihat interaksi mereka sedari tadi hanya bisa menghela napas, ikut masuk kemudian menutup pintunya terlebih dahulu dari dalam baru setelah itu menghampiri ruang tamu ikut bergabung dengan yang lain.

Melihat ruang tamu cukup berantakan dan kotor karena makanan, langsung membuat Sera pusing. "Ternyata kamu sedang bersenang-senang,"

"Dan kalian baru saja menggangu kesenanganku," balas Intan sambil lanjut menonton film action sambil makan cemilan.

"Sorry.. kami tidak tau kamu sedang bersenang-senang jadi itu bukan sepenuhnya kesalahan kami," ujar Sera membela diri.

Dikying sendiri hanya bisa diam saja.

Tunggu, ada yang aneh.
Seperti ada yang kurang.. tapi apa?
Intan jadi melamun.

Itu dia! Sera hari ini datang mengunjunginya tanpa Chen? Itu aneh. Karena dia terbiasa melihat mereka selalu bersama kemanapun dan kapanpun. Karena, semenjak Sera bekerja di luar kota, dia selalu melihat Sera selalu bersama pria tampan itu setiap saat entah itu hanya kebetulan atau memang sengaja, wajar saja melihat Sera hari ini berkunjung tanpa pria itu jadi sedikit aneh.

"Dia sedang ada pekerjaan jadi tidak bisa ikut, tapi.. jika dia pulang lebih awal mungkin dia bisa menyempatkan diri untuk berkunjung, itupun jika aku belum pulang. " ujar Sera, peka saat melihat gelagat adiknya itu yang sepertinya ingin mempertanyakan kehadiran Chen tidak ada disini saat ini  bersama mereka.

Intan mengambil guling kecil yang memang sedari tadi setia jadi tempat sandaran, di peluknya erat sambil memperhatikan kakaknya yang sedang mengeluarkan makanan dari dalam kemasan, "Kakak sendiri kenapa tidak ikut?"

"Karena tugas itu diperuntukan khusus untuknya dan kebetulan aku tidak perlu ikut jadi karena aku bosan, jadi kesini saja untuk mengganggu kamu,"

"Tau dari mana hari ini aku sedang libur?"

"Mudah untuk aku mengetahuinya," katanya, "Cepat mandi lalu rias sedikit agar kamu terlihat sedikit menarik,"

"Memangnya kita akan kemana?"

"Setidaknya kamu terlihat lebih segar dibandingkan seperti sekarang ini--- sangat mengerikan,"

Intan langsung cemberut, "Tapi aku berencana untuk tidak mandi hari ini!"

"Cepat mandi."

Intan menghela napas berat lalu beranjak dari sofa, "Kalau begitu aku mandi dulu,"

***

Dikying yang bosan karena sedari tadi duduk seorang diri di ruang tamu akhinya memilih untuk pergi ke dapur. Saat hampir memasuki dapur---berhenti sejenak di dekat pintu saat melihat seorang perempuan sedang memasak, dia tersenyum simpul.

"Tidak ingin masuk?"

Dikying yang sedang melamun langsung sadar saat orang yang jadi pusat perhatiannya sudah menyadari kehadirannya. Sekarang dia bingung harus bagaimana?

"Jika kamu hanya ingin melihat, tunggu saja di ruang tamu, jangan ganggu aku yang sedang memasak."

Dikying tersenyum simpul lalu memasuki dapur---berjalan menghampiri Sera, "Ada yang bisa saya bantu?"

Sera langsung memberi pria itu apron, "Gunakan itu agar pakaian kamu tidak kotor ...semoga kamu tidak mempermasalahkan warnanya karena tidak ada apron lagi selain warna itu, jadi tidak papa 'kan?"

"Tidak masalah," Dikying langsung memakai apron tersebut yang berwarna pink.

Sera kembali pada kegiatan masaknya, "Tolong kamu ambilkan daging dan sayuran yang sudah kita beli---aku menyimpan semuanya di dalam kulkas,"

"Ada lagi?"

"Jika ada susu atau yogurt tolong bawa juga,"

"Baiklah... tunggu sebentar," Dikying langsung mencari keberadaan kulkas yang ternyata berada tepat di belakangnya yaitu di dekat pintu.

"Jika sudah, tolong kamu cuci sayurannya dan untuk daging, susu beserta yogurt simpan di wadah,"

Dikying langsung menyimpan daging beserta susu kotak di wadah setelah itu membawa beberapa sayuran ke tempat cuci piring.

Sera membuka kemasan daging tersebut lalu mulai memotongnya tipis-tipis, melihat sayurannya sudah mendidih dia balik lagi ke dekat kompor untuk menyajikan sayur sopnya ke dalam mangkuk.

"Ya seperti itu! Kamu sangat pintar.. kalau begitu aku akan membuat yang lain," Dikying menganguk lalu lanjut memotong tipis daging tersebut.

Keheningan di antara mereka sempat terjadi karena sibuk pada tugasnya masing-masing. Hanya suara minyak panas yang mendominasi ruangan.

"Apa benar kamu suka padaku?"

Dikying langsung berhenti memotong daging.

Sera menghela napas lalu mendekati pria itu kemudian mengambil alih pisau dari tangannya lalu memotong daging tersebut begitu ahli. Dikying hanya memperhatikan tanpa ada keinginan untuk pergi dari tempatnya berdiri.

"Kalau iya, bagaimana?"

Sera langsung berhenti memotong daging tersebut, terdiam sesaat lalu melirik ke atas---menatap wajah pria itu dari dekat, "Kamu sendiri mau bagaimana?"

"Aku juga tidak tau,"

"Lupakan aku,"

"Itu tidak mudah,"

Sera kembali lagi fokus untuk memotong daging, "Mudah saja jika kamu mau,"

Tapi aku sendiri tidak mau...

Sera kembali menatap Dikying, jarak mereka begitu dekat.

"Dengar, mau bagaimanapun kita tidak bisa bersama karena aku sendiri sudah bersuami. Jadi, sekarang kita hanya sebatas teman dan rekan kerja, tidak lebih,"

"Aku minta maaf karena sudah berani menaruh perasaan padamu,"

"Tidak papa, aku juga minta maaf karena diam saja bahkan terkesan tidak peduli karena jujur saja dulu aku juga sama sepertimu lebih tepatnya dulu kita saling mencintai hanya saja dulu kita memilih diam,"

"Apa?"

Sera tersenyum malu kemudian kembali memasak, membelakangi Dikying. "Aku malu mengatakan ini tapi sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat, aku jatuh cinta saat melihatmu untuk pertama kalinya, aku tidak tau itu dikatakan cinta atau hanya sekedar obsesi karena dulu kau itu sangat tampan jadi aku langsung terpesona tapi bukan berarti---," Dikying langsung membalikkan posisinya membuat mereka kembali berhadapan.

Dikying menatap kedua matanya sangat intens itu berhasil membuatnya salah tingkah, "Berhenti menatapku seperti itu,"

Dikying tersenyum smirk lalu langsung mencium bibirnya tanpa permisi.

Sera melotot!

AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang