"Kamu kurang percaya diri karena tidak bisa memahami bahasa mereka begitupun dengan topik pembicaraannya? Kamu lupa disana ada suami kamu yang siap membantu kamu, menerjemahkan setiap kata asing untuk kamu, memberi tahu kamu hal-hal yang baru, yang belum pernah kamu ketahui."
"Kamu takut hanya akan menjadi beban bagi suami kamu disana? Kalau memang suami kamu merasa bahwa kamu itu hanya akan menjadi beban, dia tidak akan mengajak kamu dari awal tapi apa? Suami kamu mengajak kamu, siap menerima semua kekurangan kamu, menanggung semua beban kamu, dia mengajak kamu untuk memperkenalkan kamu, memberi tahu kamu kepada seluruh kolega bisnisnya bahkan seluruh dunia bahwa kamu adalah istrinya."
...
Intan ingin menangis!
Ripley sendiri ingin pergi!
Caca menyimpan pisau beserta garfunya, dia sudah selesai makan.
"Kami akan pergi."
Secepat itu?
"Jujur, aku kira kita akan banyak bicara malam ini tapi ternyata salah, kalian terlihat sangat tertekan dengan kehadiran kami---jadi kami minta maaf. Sekarang kalian bisa melanjutkan aktifitas kalian yang sempat tertunda. "
Masih banyak yang ingin dia tanyakan, bicarakan tapi di satu sisi dia malu untuk menahan dan memintanya untuk jangan pergi.
Intan harus bagaimana?
Caca berdiri lalu tersenyum manis. "Ripley, terima kasih karena sudah mau menemaninya makan dan jadi pendengar yang baik untuknya walaupun... itu sangat beresiko bagi kamu."
Ripley diam saja, dia tidak tau harus merespon apa?
Chen ikut berdiri. Setelah itu, mereka berdua langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Intan memperhatikan kepergian mereka yang semakin menjauh, menghilang dari pandangannya. Ingin sekali dia berlari lalu memeluk tubuhnya dari belakang, menahannya untuk tidak pergi, meninggalkannya lagi dalam jangka waktu yang... lama.
Masih banyak yang ingin dia ketahui tentang kakaknya yang sangat misterius itu.
Ripley memutuskan untuk kembali ke tempatnya yaitu stand makanan. Semua teman-temannya langsung memberinya banyak sekali pertanyaan salah satunya; siapa perempuan cantik yang bersama perfect husband?
"Dia adalah orang yang membuat acara ini, pimpinan kita yang sebenarnya, yang selalu memberi arahan kepada kita melewati perfect husband, dan hubungannya dengan perfect husband sepertinya tidak spesial, hanya sebatas rekan kerja."
"Perempuan yang meminta aku untuk menemaninya makan, dia adalah adiknya. Sepertinya... hubungan mereka kurang baik." Ripley berpendapat atas apa yang dia lihat dan dengarkan tadi saat di meja.
"Ripley, kau sangat beruntung bisa duduk satu meja dengan mereka, mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan."
"Saat pimpinan datang bersama perfect husband, kalian seperti... alasan utama mereka untuk datang kemari karena meja kalian adalah tempat pertama yang mereka kunjungi sekaligus orang pertama yang mereka ajak berinteraksi yaitu kalian. Setelah selesai dengan kalian, mereka kembali keluar meninggalkan acara dan tempat ini. Bahkan, mereka tidak terlihat berintetaksi dengan para tamu yang hadir malam ini, atau... memberi arahan kepada kita."
Ripley yang sedari tadi hanya mendengarkan sambil terus memperhatikan para tamu langsung menoleh pada teman-temannya. "Apa?"
"Kalian berhasil menarik perhatian para tamu."
"Bahkan ada beberapa tamu yang bertanya kepada kami; ada hubungan apa kau dengan pimpinan? Kami jawab saja, rekan kami sedang diberi arahan sekaligus menjalankan tugasnya yaitu melayani para tamu."
"Beberapa dari mereka ada yang percaya ada yang tidak."
"Itu berarti pimpinan kita itu sangat kaya bukan? Dia orang yang punya acara yang sangat mahal ini! Kalian bayangkan saja, total biaya untuk acara ini---aku yakin bisa melunasi hutang negara ini dari bayar tempat, hidangan, properti, dan terakhir kita dan para petugas keamanan."
"Kita beruntung bisa bekerja disini, berada disini, melihat orang-orang penting, berkelas dan ternama dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat yaitu disini."
"Aku jadi penasaran, apa pekerjaan pimpinan kita itu sampai punya circle yang nggak main-main."
"Ripley, apa kau tau pimpinan kita itu sudah menikah apa belum?"
"Aku tidak tau."
"Em... seperti apa kira-kira kriteria pria pimpinan kita ya? Apa ada pria yang berani mendekati pimpinan kita---nggak insecure maksudnya."
"Apa pimpinan kita masih perlu seorang pria untuk menafkahi semua kebutuhan financial nya?"
"Tentu saja pimpinan kita masih membutuhkan seorang pria untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. It's normal."
"Gue tanya masalah financial bukan biologis, kalau itu sih jelas pasti butuh kalau pimpinan kita itu masih normal."
"Gue cuma bantu jawab, bener apa nggaknya itu terserah lu."
Ripley menghela napas, dia tidak bisa bekerja kalau teman-temannya terus berisik. "Cukup, kita bisa kena marah gara-gara obrolan kalian mana ngomongin atasan lagi. Nanti kita lanjut lagi di belakang jangan disini takut ada yang cepu."

KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Ficção GeralAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...