Tit!
Ceklek!
Intan telah menekan tombol hijau sebelum keadaan darurat terjadi, dirinya sangat penasaran apa---
Ini gila...
Seluruh badan mobil telah berubah menjadi senjata, semua senjata dari atas mobil, sisi mobil, belakang kursi, semua senjata dengan jenis, warna dan ukuran yang beragam.
Drttt!
Ponselnya tiba-tiba bunyi saat dirinya sedang sibuk menatap satu persatu senjata yang ada di sekelilingnya.
"Intan?"
"Ada apa?"
"Apa kamu sudah menekan tombol emergency? Iu berarti ...Dikying telah---"
"Dikying masih hidup, dia sedang sibuk bertarung di luar sana, aku menekannya karena penasaran, itu saja" jawabnya begitu cepat.
Sera terdiam cukup lama. "Kalau begitu, sekarang ambillah salah satu dari mereka"
"Untuk apa? Lagi pula aku tidak pandai dalam menggunakannya"
"Ambil lalu bertarung, ini perintah"
***
"Bekerja untuk kelompok mafia sudah sejak remaja, dia menguasai banyak bidang dari bahasa, beladiri, senjata, seni, mengendarai kendaraan laut, dataran maupun udara dan masih banyak lagi, terlahir dari keluarga kaya raya"
"Itu saja?"
"Informasi yang bisa kita lihat untuk sementara hanya ini, dulu saya pernah mencoba menyelidiki orang ini tapi tetap saja sama seperti sekarang ini, yang bisa kita lihat hanya informasi seperti ini tidak ada perubahan dari dulu sampai sekarang, saya minta maaf, Tuan"
"Ada apa lagi, putraku?" tanya Salawiyah sambil menghampiri Akbar yang kembali berkunjung ke rumah secara tiba-tiba. Dia baru saja pulang dari kantor dan dikejutkan dengan kehadiran putranya.
"Aku ingin tau identitas seseorang"
Salawiyah tau maksud putranya itu siapa, lalu meminta Irgi untuk pergi, Irgi mengerti lalu segera merapihkan barang-barangnya. Setelah Irgi pergi, Salawiyah bergerak untuk duduk di sofa, "Kamu sendiri tidak berhasil mendapatkan informasinya?"
"Irgi bilang tidak bisa, dia tidak punya akses lebih untuk mencari informasi orang dengan data dan segala tentangnya di lindungi, jadi aku butuh bantuan Ayah.."
"Ayah memang tau tapi sayang sekali tidak bisa memberi tahu kamu"
"Kenapa?"
"Karena kami---termasuk Ayah, sudah berjanji untuk tidak memberi tahu informasi seseorang termasuk orang yang ingin kamu cari tau itu dengan detail, hanya informasi kecil yang bisa kami bocorkan"
"Ayah tau?"
"Tentu saja, Ayah telah membeli data-data orang tersebut dengan sangat mahal"
"Kalau begitu, aku juga ingin membelinya"
"Kamu tidak bisa, karena data tersebut sangat limited edition jadi cepat sold out, kami yang sudah membelinya juga sangat tidak diperbolehkan untuk menjualnya kembali kepada orang lain tanpa konfirmasi terlebih dahulu kalau tidak ingin nyawa kami yang jadi taruhannya, kalau kami ingin menjualnya juga harus ke penjual utama, pemilik."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
General FictionAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...