Mereka keluar dari mobil lalu berjalan sama-sama menuju pintu masuk dimana sudah ada Chen menunggu. Mobil yang sudah membawa mereka langsung dibawa pergi oleh salah satu penjaga.
"Bunda, rumah ini sangat besar." ucap Barul pelan. Rumah yang selama ini dia lihat mau secara langsung ataupun lewat media, tidak pernah ada yang sebesar ini, bahkan mansion-mansion terkenal dan rumahnya juga kalah.
Intan hanya tersenyum.
"Bunda, kenapa disini ada banyak sekali orang?" Barul cukup takut melihat para penjaga rumah ini, bahkan mereka lebih menakutkan dibandingkan dengan penduduk hutan tadi.
"Mereka semua sedang bekerja."
Sedangkan Irgi memilih diam saja, menikmati setiap kejadian yang terjadi hari ini karena sudah pasti tidak akan terjadi lagi. Jujur, di satu sisi dia sangat senang bisa berkunjung kesini dan di satu sisi takut---takut karena disini dia bukan siapa-siapa, hanya seorang asisten pribadi jadi nyawanya cukup terancam jika mereka-mereka merasa bahwa kehadirannya disini cukup mengganggu apalagi rata-rata mereka adalah seorang tukang pukul kelas atas, jadi cukup mudah bagi mereka saat menghabisinya. Yeah, dia tau karena beberapa di antara mereka ada yang dia kenal dan begitupun dengan mereka, mengenalnya karena melihat dari cara mereka memperhatikannya, sangat mengintimidasi.
"Baguslah kalian sampai dengan selamat." ucap Chen
"Yeah, hari kami cukup beruntung." timpal Akbar. Intan langsung menyenggol pinggangnya menggunakan siku. Barul bingung melihat kedua orangtunya yang sedang saling tatap.
"Dimana dia?"Intan refleks melotot, Akbar sangat tidak sopan!
"Sedang dalam perjalanan."
"Lah, kenapa tadi nggak berangkat bersama saja?" Akbar yakin, jika mereka pergi dengan Caca pasti perjalanan mereka kesini akan lebih mudah.
"Sebenarnya tadi sudah sampai tapi mendadak ada masalah di Cina yang membuatnya harus pergi saat itu juga dengan Peng."
"Kenapa kau tidak ikut?"
"Kalau saya ikut, siapa yang akan menyambut kalian?""Kalau begitu, orang yang sudah mengundang kami kesini---kemana dia?"
"Belum pulang dari perjalanan bisnis."
"Padahal dia sendiri yang meminta kami untuk datang tapi dia sendiri pergi. Chk!"
Chen hanya tersenyum kecil.
"Saya sudah menyiapkan dokter pribadi dan makan malam di dalam jadi kalian bisa langsung beristirahat sambil menunggu mereka pulang."
Bruk!
Mereka refleks menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya saat melihat Irgi sudah tidak sadarkan diri di lantai. Akbar langsung mendekati para penjaga yang ia yakini, mereka yang sudah membuat Irgi tidak sadarkan diri. "Apa yang sudah kalian lakukan padanya!"
"Bawa dia ke belakang." ucap Chen
Para penjaga mengangguk kemudian membawa Irgi pergi, menjauh dari mereka. Akbar yang diabaikan jadi sangat kesal, berbalik mendekati Chen kemudian menarik kerah kemejanya cukup kuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Ficción GeneralAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...