Intan berlari masuk ke gedung fakultas meninggalkan Dikying seorang diri di parkiran.
Drttt!
Ponselnya bunyi, mengambilnya di saku celana lalu menjawab panggilan telpon dari seseorang.
"Aku hanya ingin memberitahu kamu sesuatu, orang yang dulu sempat menculik Intan lalu membawanya ke Dubai, sekarang dia kembali lagi bahkan dia ikut menjadi salah satu mahasiswa di kampus tempat Intan kuliah, dia mulai bergerak dan aku yakin banyak yang akan dia lakukan agar bisa mendapatkan Intan kembali, maka dari itu tolong awasi dan jaga Intan, aku percaya padamu---Tut!"
Dikying terdiam, lalu secara refleks menoleh ke belakang, terlihat sebuah mobil mewah memasuki area parkiran, firasat dia mengatakan bahwa mobil dan wajah sang pengemudi mobil tersebut adalah orang yang dimaksud, orang yang harus dia waspadai dan dia curigai, apakah dia orangnya?
***
"Intan, lu tau nggak kalau sekarang tuh bakalan ada mahasiswa baru di kampus kita, rumor yang beredar sih katanya dia itu anak orang kaya, dia juga jadi pengusaha sukses di usia muda bahkan sampai berhasil masuk majalah Forbes,"
"Nggak tau, lagian gue nggak harus tau juga 'kan?"
"Iyasih, ya setidaknya lu tau gitu, lumayan 'kan buat tambah-tambah informasi, lu itu jadi orang jangan terlalu bodo amat deh, gemes gue!"
Intan menghela napas, mencoba sabar dengan temannya ini yang sudah menggangu dirinya yang sedang baca buku, "Gue tanya, kalau gue tau berita itu apa manfaatnya bagi gue?"
"Manfaatnya lu jadi tau ada mahasiswa baru yang masuk ke kampus ini, itu berarti mahasiswa di kampus ini bertambah satu, terus 'kan kalau misal dia masuk kriteria cowok idaman lu 'kan lumayan buat masuk list, nanti lu tinggal seleksi siapa yang lu suka, yang bener-bener idaman banget lu deh, gitu"
"Pintan?"
"Gue pinter 'kan bisa jawab?" tanya Pintan balik, membuat Intan sedikit geram ingin memukul temannya ini.
"Iya, pinter banget"
"Selamat pagi" ucap Akbar, memasuki kelasnya lalu duduk di kursi yang kosong bagian belakang, karena sebentar lagi waktunya masuk jam pelajaran jadi banyak yang sudah berada di kelas, mereka mulai membicarakannya secara terang-terangan.
Dia orangnya???
Astaga cakep bener, tampangnya cakep, dompetnya juga cakep, idaman banget deh, masa depan sudah pasti terjamin inimah
Dia orang luar atau blasteran?
Gue pelet kira-kira manjur nggak ya?
Dia mau nggak ya sama gue yang hanya sebutir debu?
"Intan?"
Intan berdecak, "Apalagi, Pintan?"
"Dia orang yang kita bahas tadi, gimana? Masuk kriteria cowok idaman lu nggak?"
"Berisik!"
"Intan, dia lirik lu terus, keknya dia tertarik deh sama lu, kalau gitu lu harus jual mahal---jadi nggak perlu lu susah-susah cari perhatian sama dia, karena dia duluan yang akan cari perhatian sama lu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Fiksi UmumAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...