36.

540 41 0
                                    

"Perjodohan yang mereka lakukan berhasil?"

"Namanya juga perjodohan, menyatukan dua insan manusia yang terkadang tidak saling kenal, saling suka, dan sebaliknya. Jadi... perjodohan itu kadang menguntungkan, biasa saja (break event point) dimana posisi perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan, bahkan bisa menjatuhkan perusahan sampai hacur."

"Kamu pernah terima setidaknya satu saja perjodohan?"

Akbar menganguk.
"Saat kami sedang masa pendekatan, yang aku tau dia adalah perempuan yang sangat berkelas dan aku tidak masalah dengan itu, yang aku tidak suka adalah orang tuanya yang terlalu ikut campur begitupun dengan keluarga besarnya. Aku pernah di undang untuk datang ke acara keluarganya jadi aku cukup tau tentang mereka sedikit-sedikit dari sana."

"Kamu suka sama dia?"

Akbar menganguk lagi.
"Dia perempuan yang baik. Alasan kami membatalkan perjodohan itu karena orang tuanya, saat aku tidak menyukai seseorang, aku benar-benar tidak akan menyukai orang tersebut termasuk orang-orang terdekatnya. Aku benar-benar tidak bisa menerima mereka dan untungnya perempuan tersebut bisa menerimanya begitupun dengan orang tuaku."

"Siapa namanya?"

"Apa perlu? Lagi pula itu cuma masa lalu... sekarang yang jadi masa depan aku itu cuma kamu."

"Chk! Kamu nggak cocok ngomong romantis."

"Aku lagi nggak ngomong romantis."

"Itu romantis!"

"Masa sih?"

Intan menghela napas. "Perempuan yang kamu maksud, sekarang ada disini?"

Akbar langsung memperhatikan area sekitar untuk mencari perempuan yang sedang mereka bicarakan saat ini. "Em... nggak ada."

"Yakin?"

"Iya sayang."

"Basi."

"Em, kamu cium bau basi?"

"Iya mulut kamu."

Akbar tertawa geli.

Intan sedang sebal jadi tambah sebal saat Akbar memainkan pipinya, mencoba mengajaknya bercanda. Sayang sekali, dia sedang tidak ingin bercanda saat ini. Intan meminta Akbar untuk berhenti memainkan pipinya dengan alasan make up nya akan rusak dan jika itu terjadi dia akan sangat marah.

"Maksud aku ngomong ini pertama kalinya aku datang kesini itu artinya, pertama kalinya aku datang dengan pasangan bukan dengan orang tuaku begitupun dengan keadaan aku yang sudah berbeda sekarang. Maksudnya, dulu aku bisa kesini karena ayah---sebagai putranya, sekarang aku seorang pengusaha jadi bisa masuk kesini tanpa bantuan dari ayah."

"Em... apa iya para pendiri perusahaan dari seluruh dunia datang?"

"Pasti ada yang nggak datang walaupun ini acara mengharuskan untuk datang, kalau hadir semua memangnya kenapa?"

"Cukup?"

"Kalau seluruh pendiri perusahaan yang ada di seluruh dunia datang semua rasanya nggak akan cukup, aku sendiri juga nggak ngerti sama yang punya acara pas nyari tamu acara yang sesuai kriteria mereka itu apa? Yang jelas, harus pendiri asli perusahaan, itu yang aku tau salah satu syarat untuk masuk kesini."

Intan menganguk saja.
"Kamu sendiri nggak mau lakuin hal yang kata kamu point penting saat ada disini?"

"Mau ikut?"

AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang