30.

597 48 0
                                        

Intan sedang menonton televisi di rumah baru. Ya, rumah baru di kota kelahirannya, di bangun saat dirinya hamil muda dan sekarang, kehamilannya sudah memasuki usia tujuh bulan.

Akbar sempat menolak untuk pindah rumah, karena sudah jelas semua tanggung jawabnya termasuk pekerjaan ada di kota kelahirannya, Dubai.

Dikying tidak menyerah, mencoba menyakinkan lagi dengan mengingatkannya pada kejadian kejar-kejaran dan saling tembak saat di Dubai...

'Bagaimana jika kejadian itu terulang lagi dan kamu tau 'kan sekarang keadaannya sudah berbeda, Intan sedang hamil!'

'Saat itu kalian beruntung karena bantuan datang tepat waktu, tapi bagaimana jika nanti kejadian tersebut terulang lagi dan ternyata bantuan tidak ada?'

'Saya sarankan kalian untuk pindah rumah yang lebih aman, lebih tepatnya kalian hidup dalam pengawasan kami untuk sementara waktu setidaknya sampai Intan melahirkan,"

'Walaupun kalian hidup dalam pengawasan kami memang tidak akan menjamin kalian akan hidup dengan aman, hidup dalam pengawasan juga tidak nyaman bukan?'

'Tapi mau bagaimana lagi, ini semua juga untuk kalian terutama keselamatan bayi kalian, kita coba saja dulu dengan cara ini yaitu pindah rumah setidaknya, sampai bayi kalian lahir...'

Dikying berhasil!

Akbar setuju demi keselamatan anak istrinya, masalah pekerjaan belakangan. Setelah keputusan sudah bulat, Akbar langsung meminta seseorang untuk segera melakukan pembangunan dengan konsep 'rumah sederhana'

Iya sederhana, membangun rumah empat lantai di sebuah kampung. Jelas, rumah ini akan banyak mencuri perhatian orang saat lewat di depan rumah mereka nanti.

"Assalamualaikum!"

Intan menoleh kemudian berdiri, "Kalian?"

Mereka adalah teman-temannya selama disini, seharusnya ada enam orang tapi yang datang sekarang cuma berdua?

"Yeah!"

"Tau dari mana gue ada disini?"

Mereka langsung duduk di karpet lantai walaupun ada sofa tapi menurut mereka lebih enak duduk di bawah bisa selonjoran. Intan jadi ikut duduk di bawah.

"Ini rumah jadi trending tropik disini selama seminggu, " ucap Wahyu "Nah teman kita ini yang punya banyak sekali koneksi akhirnya mencari tau siapa pemilik dari rumah ini dan ternyata, gilaaa lu orangnya?"

Linda menatap sinis Wahyu yang tidak berhenti menepuk pundaknya, tidak papa jika pelan tapi ini pake tenaga masalahnya, "Berhenti nggak atau mau gue pukul?"

"Maaf gue kira sofa,"

"Lu punya mata 'kan atau jangan-jangan buta?"

"Punya mulut kasar banget,"

"Dan lu baru tau?"

"Gue 'kan anak baru disini,"

Linda berdecak sebal.

"Gue udah berusaha bujuk suami gue buat bangun rumah biasa aja karena takutnya ini rumah kita tinggal lagi, tapi kalian tau sendiri 'kan suami gue itu terlalu kaya,"

AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang