"Di dalam tidak ada siapapun 'kan?"
"Benar,"
"Kalau begitu cukup kami berdua saja yang masuk, kau dan yang lain cukup jaga di luar tidak perlu ikut masuk,"
"Maaf tapi itu tidak bisa karena saya dan yang lain harus mengawasi dan menjaga kalian berdua dari dekat,"
"Cukup tunggu di luar jika tidak aku akan marah?"
Jika ada seseorang yang ingin masuk, khusus untuk hari ini hanya ada satu akses untuk masuk ke dalam sana dan kini sedang di jaga olehnya bersama anak buahnya itu berarti aman 'kan?
Irgi menghela napas pelan. "Baiklah,"
Intan tersenyum senang. "Terima kasih," lalu mereka berdua langsung berlari memasuki Miracle Garden, sebuah taman yang mempunyai banyak sekali jenis tanaman yang di desain menjadi berbagai macam bentuk yang sangat cantik.
Taman ini juga menawarkan berbagai macam tema taman antara lain; Colorful Peacocks, Floral Clock, Butterfly Park, dan Aromatic Garden
Taman ini buka setiap pukul 6 pagi hingga 6 malam, tiket masuk dengan membayar sekitar Rp. 100.000 untuk orang dewasa sedangkan, bagi anak-anak yang masih berusia di bawah tiga tahun dapat memasuki taman secara gratis.
Taman ini sangat cocok untuk para pecinta tanaman hias atau bunga karena disini banyak sekali tanaman hias dan bunga dengan berbagai macam bentuk, warna dan jenis.
Pintan sendiri sibuk mengabadikannya dengan mengambil gambar setiap bunga yang menurutnya instagramable.
Intan juga sesekali mengambil gambar untuk dia upload di akun instagramnya.
Oh iya, tempat ini di sewa selama satu hari oleh suaminya sebagai bentuk hadiah untuknya yang sudah berlatih sangat keras kemarin bersama ibu mertuanya dari belajar menggunakan senjata api maupun tajam dan beladiri.
Walaupun hasil latihan kemarin tidak menimbulkan efek yang sangat besar, ya setidaknya dia sudah mau mencoba.
Sayangnya sekarang ibu mertuanya itu tidak ikut karena mendadak ada acara.
Irgi melihat ada sebuah helikopter mendekat.
"Cepat periksa helikopter siapa itu? Jika identitasnya sudah ketemu, beri peringatan agar dia segera menjauh dari Miracle Garden!"
"Baik!"
Irgi merasa penglihatannya sedikit bermasalah, dia tidak bisa melihat area sekitar dengan jelas. Dia juga merasa ada sesuatu yang menusuk di leher belakangnya, meraba lalu mencabutnya. "Sial, jarum tembak!"
Tidak lama kemudian dia sadar, lalu segera masuk ke dalam taman dan benar saja, yang dia takutkan terjadi.
Intan di culik.
Irgi hanya menemukan Pintan yang masih belum sadar begitupun tadi dengan para anak buahnya di luar, hanya dia yang sudah sadar.
"Tuan?"
"Ada apa?"
"Nyonya menghilang,"
Akbar yang sedang duduk santai langsung berdiri, "Bagaimana bisa?!"
"Begini saja, saya akan pulang dan kamu jelaskan nanti saat di rumah!"
Tut!
Akbar segera keluar dari ruangan bergegas untuk pulang ke rumah.
"Ini semua terjadi saat ada sebuah helikopter mendekati area taman, " Irgi mulai menjelaskan.
"Helikopter siapa itu?" tanya Salawiyah
"Saat kami ingin mengecek pemilik dari helikopter tersebut, tiba-tiba penglihatan kami tidak jelas dan akhirnya kami tidak sadarkan diri," itu artinya Irgi tidak berhasil menemukan data sang pemilik helikopter tersebut.
"Yang menyebabkan kami tidak sadarkan diri pada saat itu karena ada sesuatu yang menusuk di leher belakang kami dan ternyata itu adalah jarum tembak,"
"Jarum tembak?" tanya Akbar
Irgi langsung memperlihatkan jarum yang dia ambil dari lehernya sendiri juga leher Pintan kemudian meletakkannya di meja agar Akbar dan Salawiyah bisa melihatnya dengan jelas.
"Jarum tembak adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk membunuh seseorang. Jarum tembak pernah digunakan oleh negara Cina pada jaman dulu untuk membunuh. Hanya saja, jarum tembak sekarang hanya terdapat obat bius yang hanya dapat membuat seseorang tidak sadarkan diri,"
"Kami terlalu fokus pada helikopter yang ada di depan tanpa melihat sesuatu di belakang kami, jadi kemungkinan di belakang terdapat beberapa penembak jarum,"
"Apa benda ini di jual secara bebas?" tanya Salawiyah
"Di jaman dulu memang banyak digunakan oleh para raja dan menteri dan penduduk desa juga tetapi, jaman sekarang jarum tembak sangat susah ditemukan bahkan cukup langka,"
"Apa kau berhasil mendapatkan gambar dari helikopter tersebut?" tanya Salawiyah
Irgi menganguk lalu mengeluarkan beberapa lembar gambar helikopter yang telah dia cetak.
"Helikopter tersebut susah untuk di retas dan identitas si pemilik helikopter pun terkunci," Irgi menunduk, merasa bersalah.
Salawiyah tersenyum "Kita harus memberi tahu dia,"
"Kita sendiri memang tidak bisa menyelesaikannya, Ayah?"
"Dia punya banyak koneksi,"
Akbar terdiam
Salawiyah menghela napas, "Kamu lihat 'kan ada sebuah tanda yang terdapat di helikopter di bagian ekornya ?"
"Ayah... ada apa dengan tanda itu? Lagi pula tanda itu terlihat biasa saja,"
"Ayah belum tau pasti, kemungkinan ini adalah salah satu musuh dia,"
"Lalu apa hubungannya dengan menculik istriku?"
Salawiyah lagi-lagi menghela napas, "Intan adalah salah satu anggota keluarganya---adik kandungnya, dan hanya Intan yang tidak terpantau oleh dia karena terlalu jauh, paham?"
Ting!
Saya akan sampai besok pagi di Dubai
Salawiyah penasaran siapa yang telah mengirim pesan pada putranya itu sampai sang pembaca terdiam, "Siapa?"
"Dia,"
"Apa isi pesannya?"
"Dia akan sampai besok pagi di Dubai,"
Salwiyah tersenyum, "Lihat 'kan, kita belum memberitahunya tapi sepertinya dia sudah tau lebih dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Ficción GeneralAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...