Akbar, Dikying, dan Irgi menoleh. Intan baru saja sampai. Melihat cara berjalannya yang pincang berhasil membuat mereka terkejut sekaligus khawatir.
"Apa terjadi sesuatu yang serius sampai berhasil memberikan efek yang cukup parah pada kaki mu?" Akbar langsung mengambil putranya yang sedang tidur, membawanya ke dalam pelukannya. Dia cukup lega, karena istri dan anaknya sampai dengan selamat walaupun sedikit terluka.
"Aku terjatuh karena tersandung akar pohon saat berlari, kaki sama punggung aku jadi sakit."
"Hanya itu?"
"Kami hampir tertusuk tombak."
"..."
"Itu sepenuhnya kesalahanku karena tidak bisa menjawab pertanyaan dari penduduk hutan. Untung saja, Barul dengan berani menjawab pertanyaanya kalau tidak, mungkin tombak sudah menusuk jantungnya---mungkin setelah itu aku. Kamu jangan emosi tapi harus bersyukur, kita tidak akan bisa bertemu seperti sekarang ini kalau itu benar terjadi."
Akbar menghela napas panjang, lalu memeluk istri dan anaknya lembut. Bahagia sampai rasanya ingin menangis karena anak istrinya sampai dengan selamat tapi jujur, dia ingin marah karena istrinya ini terluka tapi marah ke siapa?
"Lebih baik kita segera masuk ke dalam mobil, karena hari semakin gelap." ucap Dikying. Mereka semua langsung menaiki mobil jeep yang sudah disediakan, melaju ke suatu tempat.
"Kenapa jawaban dari pertanyaan 'tujuan' itu adalah membunuh?" Intan begitu penasaran.
"Karena 'membunuh' adalah jawaban yang paling tidak masuk akal untuk para musuh, mereka tau siapa penduduk hutan mati, jadi sudah pasti mereka akan mencari jawaban yang paling aman ketika berada di wilayah kami."
Para penduduk hutan bukan tim netral melainkan berada di pihak kami, dan para musuh kami pasti tau tentang hal tersebut. Jadi, ketika para musuh berada di wilayah kami dan bertemu dengan para penduduk hutan, mereka akan cari aman.
"Apa ada penduduk hutan berjenis kelamin perempuan?"
"Tentu ada, hanya saja mereka ada di tempat paling tersembunyi bahkan saya sendiri tidak tau dimana mereka tinggal bahkan saya belum pernah bertemu dengan mereka walaupun sudah lama tinggal di sini."
"Memang ada berapa titik pertemuan, Dikying?" tanya Akbar
"Pertama; saat kita mulai memasuki hutan, kedua; saat kita bertemu pemimpin penduduk hutan, ketiga; tempat saat kita berkumpul tadi, dan terakhir adalah yang menjadi tujuan kalian kesini yaitu tempat tinggal kami."
"Kalian bisa tidur sekarang setelalah melakukan perjalanan panjang kalian pasti kelelahan apalagi perjalanan menuju tempat tinggal masih sangat jauh. Irgi, kalau sudah lelah tinggal bilang, nanti saya yang akan menggantikan menyetir."
Irgi hanya menganguk.
"Apa aman?"
"Mulai dari sini sudah terdapat banyak sekali penjaga jadi kita aman."
"Masa? Tapi sedari tadi yang aku lihat hanya pepohonan saja, selain itu tidak ada lagi seperti tanda-tanda ada seseorang sedang mengawasi."
"Ada hanya saja mereka bersembunyi."
"Penduduk hutan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Genel KurguAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...