Intan sedang bersama Akbar saat ini, satu mobil menuju suatu tempat entah apa itu karena pria itu mengajaknya ke suatu tempat tanpa memberitahukan nama tempat tersebut.
"Apa masih jauh?"
"Sedikit lagi kita sampai,"
"Memangnya kita mau kemana?"
"Kamu akan tau sendiri nanti,"
"Gue takut lu bawa gue pergi jauh kek dulu-dulu,"
Akbar tersenyum kecil mencoba untuk tidak tertawa saat mengingat kejadian tersebut, "Nggak akan, ini deket kok masih sekitaran daerah sini jadi kamu tenang saja,"
Intan tidak tau kenapa hari ini dia mau saja di ajak pergi oleh pria yang seharusnya dia jauhi, waspadai. Dia sudah mencoba menolak ajakan pria itu secara lembut bahkan kasar tapi kalian tau sendiri pria itu sangatlah keras kepala alhasil dia menerima ajakannya dengan sedikit terpaksa sekaligus penasaran apa yang akan pria ini lakukan lagi padanya, kita lihat saja nanti.
"Kenapa lu tolak pernyataan cinta dari cewek tadi pagi?"
"Rosalina?"
"Iya,"
"Pertama aku nggak kenal sama dia, kedua aku nggak suka sama dia dan dia itu bukan tipe perempuan yang aku suka,"
Rosalina perempuan cantik dari rupa maupun bentuk tubuhnya, dia jujur tapi menurutnya itu masih biasa saja, seperti perempuan pada umumnya jadi menurutnya sudah tidak aneh lagi, mungkin karena dia sendiri selalu dikelilingi perempuan seperti, Rosalina.
"Kalau masalah nggak kenal sama belum cinta 'kan bisa belakangan lagian 'kan itu semua bisa tumbuh secara perlahan-lahan saat masa pacaran nanti?"
"Aku nggak suka,"
"Itu sama halnya gue ke lu atau sebaliknya, iya 'kan?"
"Maksud kamu?"
"Gue nggak suka sama lu tapi lu terus berusaha buat bisa dapetin gue, buat gue pada akhirnya luluh sama lu, itu juga bisa terjadi sama Rosalina loh ...dimana dia akan berusaha keras agar bisa taklukan lu suatu saat nanti,"
"Itu nggak akan terjadi,"
"Hei ...kita nggak ada yang tau 'kan?"
"Aku sangat tau dia itu tipe perempuan seperti apa karena aku sudah sangat berpengalaman,"
"Sombong,"
"Untuk pria seperti aku yang katanya punya banyak privilege, harus pintar mencari pasangan jangan sampai kita salah orang. Mudah saja bagiku untuk mencari pendamping tapi tidak mudah mencari yang benar-benar setia dan tulus, karena apa yang aku punya saat ini sudah pasti banyak yang bersedia menikah denganku secara sukarela mau seburuk apapun rupa dan masa laluku,"
"Gue yakin sekelas super model juga bisa lu dapatkan,"
"Tentu saja, aku juga bisa tidur satu malam dengan mereka jika aku mau tapi aku tidak mau,"
"Cih,"
"Aku tidak munafik, jujur saja karena aku juga pria normal aku juga mengiginkan hal seperti itu kapanpun tapi aku masih sayang pada diriku sendiri, aku takut dengan segala resiko yang ada,"
"Tapi kalau masalah penyakit bisa di selesaikan dengan tes rumah sakit, sebelum kalian berhubungan badan lu bisa minta surat pernyataan apakah dia sehat atau tidak dari rumah sakit, iya 'kan?"
"Kenapa kamu sangat bersemangat untuk aku melakukan hal yang sangat menjijikan itu?"
"Hanya memberi masukan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
Ficção GeralAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...