Akbar masuk ke dalam rumah sambil membawa sebuah kotak yang ia temukan di depan pintu rumahnya. "Sayang kamu pesan sesuatu?"
Intan yang sedang berada di dapur mencoba memasak sesuatu yang dia temukan di internet merasa terpanggil. "Rasanya tidak, ada apa?"
Akbar langsung mengecup kedua pipi Intan dari belakang setelah itu menyimpan box tersebut di atas meja makan.
"Aku mendapatkannya di depan pintu rumah kita,"
Intan mematikan kompornya, mencuci tangan lalu menghampiri meja makan untuk melihat apa yang sudah suaminya dapatkan di depan pintu rumah mereka.
"Apa itu?"
"Aku juga tidak tau,"
"Tidak ada alamat pengirimnya?"
Akbar kembali melihatnya dengan detail untuk mencari sesuatu yang bisa jadi jawaban atas pertanyaan mereka;
Dari siapa?
"Tidak ada," Akbar langsung mengambil pisau lalu membuka box tersebut agar rasa penasaran mereka terjawab.
Bom?
Akbar langsung terdiam setelah melihat isi dari box tersebut yang tentu saja itu membuat Intan jadi sangat penasaran. Langsung menutup kembali box tersebut lalu menjauhkannya dari sang istri yang mencoba untuk melihat.
"Aku belum lihat,"
"Tidak perlu! Bukan apa-apa kamu tenang saja,"
"Aku juga mau lihat!!"
Akbar berdecak lalu langsung membawa pergi box tersebut ke ruang tamu membuat Intan sangat kesal.
"Akbar kembali!"
1:29:00
Deg!
Akbar masih belum tau apa yang harus dilakukannya karena ini terlalu mengejutkan jadi tidak ada persiapan apalagi mengingat istrinya sedang hamil membuatnya sangat-sangat panik!
"Apa itu?"
Akbar berbalik, terlihat Intan berdiri tidak jauh di belakangnya.
"Kamu kenapa kesini? Aku 'kan sudah bilang tunggu---"Intan segera menghampiri sang suami yang terus menyembunyikan box tersebut, "Aku wajib tau,"
Akbar menghela napas panjang, "Bom,"
"Bom?"
Akbar tersenyum tipis lalu memegang kedua pundak sang istri, menatap matanya sangat dalam tentu saja itu membuat Intan jadi salah tingkah.
Jangan bilang suaminya ini mau bermesraan di saat situasi seperti ini?
"Dan tugas kamu sekarang adalah pergi cari tempat aman atau kalau bisa pergi sejauh mungkin, disini sangat-sangat berbahaya untuk kamu dan anak kita,"
"Bagaimana dengan kamu begitupun dengan yang lain? Benda itu pasti akan meledak dan sudah pasti itu bukan ledakan biasa 'kan?"
"Intan aku mohon, kamu pergi sekarang juga keluar dari rumah kalau bisa keluar dari desa ini pakai mobil, kamu bisa mengendarai mobil 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
General FictionAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...