"Hai."
Deg!
Pagi-pagi, rumahnya kedatangan tamu spesial---Caca sedang berdiri tepat di hadapannya saat ini.
"Ada apa?"
Caca terkejut mendengarnya, ia kira Intan akan senang dengan kedatangannya tapi sebaliknya, Intan terlihat biasa saja.
"Sepertinya... kamu tidak suka dengan kedatanganku disini. Kalau begitu, aku akan pulang saja."
"Masuk."
Caca tersenyum senang lalu masuk ke dalam rumah kemudian duduk di sofa ruang tamu. Terlihat tidak jauh di depan sana, Chen, Peng dan Dikying sedang menunggu tepat di samping mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya, Intan yang hendak menutup pintu alhasil tidak jadi.
"Bagaiman dengan mereka?"
"Biarkan saja."
Intan langsung menutup pintu, kemudian memasuki ruang tamu lalu duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan Caca. Tidak lama, terlihat beberapa pelayan membawakan makanan dan minuman untuk mereka.
"Terima kasih." Caca langsung mengambil satu gelas minuman, dia sedang tidak haus, ini hanya untuk menghargai usaha mereka.
"Apa tidak bisa berpergian tanpa pengawal?"
Caca tertawa kecil sambil menyimpan kembali gelasnya yang sudah kosong ke meja. "Mau bagaimana lagi, aku salah satu orang yang cukup berpengaruh. Jadi, ketika aku berpergian---kemanapun harus ditemani seseorang minimal bodyguard tingkat satu. Itu karena musuh bisa menyerang kapan saja dan dimana saja---oh ya, mereka bertiga bukanlah pengawal."
"Ada apa?" Intan to the point, menanyakan maksud kedatangan Caca ke rumahnya tanpa sepengetahuannya.
"Karena sekarang adalah waktu yang tepat untuk berkunjung menemui kalian. Jadi, apa selama ini kalian baik-baik setelah 'insiden' itu terjadi?"
"Kami baik-baik saja."
Caca menganguk.
"Dimana mereka?"
Intan mengernyit bingung, tidak tau maksud dari 'mereka' itu siapa?
"Suami dan putra kamu." ucapnya lagi dengan jelas.
"Akbar sedang ada perjalanan bisnis di luar kota, putraku sendiri sedang sekolah."
"Pulang kapan?"
"Akbar pulang minggu depan, putraku sepertinya... sebentar lagi."
"Chk! Harusnya aku bawa 'mereka' untuk bermain dengan putra mu disini tapi sayangnya 'mereka' sedang sibuk tadi."
Intan ingin tau maksud dari 'mereka' itu siapa tapi dia memilih untuk bertanya hal lain yang masih berhubungan dengan 'mereka' itu siapa. "Untuk anak kecil yang sudah---"
"Menyelamatkan putra mu dari kecelakaan mobil? Yeah, dia putra pertama ku."
Intan terdiam beberapa saat. Sedih? Tentu saja! Mereka adalah keluarga, punya ikatan darah, tapi kenapa ia tidak tau sama sekali tentang kehamilan Caca dimana seharusnya ia berhak tau sebagai seorang adik! Ia jadi yakin, sebelum insiden itu terjadi, Caca sendiri sudah hamil.
"Para pelayan dan security mengatakan bahwa keadaannya saat itu, sangat parah?"
Caca menganguk. Saat itu, ia sedang ada perjalanan bisnis ke luar negeri, mendapat kabar bahwa putranya tidak sadarkan diri karena kecelakaan mobil. Terpaksa ia harus pulang, menggagalkan semua rencana dengan para kolega bisnisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKBAR INTAN |End & Proses Revisi|
General FictionAkbar tidak menyangka gadis desa yang ia sukai ternyata mempunyai latar belakang yang mampu membuatnya ragu untuk memiliki gadis tersebut. Bagaimana tidak, saudara perempuan gadis tersebut adalah seorang pemimpin salah satu kelompok mafia yang cukup...