"terimakasih traktirannya" ujar Taehyun.
"hm"
"gomawo Yeonjun-ah" ujar Sena.
"hm"
"yak, kau tidak punya kalimat lain memangnya?" protes Taehyun.
"sudah untung kubayar, kalau aku tidak mau bagaimana?"
Taehyun memutar bola matanya malas. Benar benar memang, sifat Yeonjun tak berubah sedikit pun.
Awalnya Sena dan Taehyun tidak percaya kalau mereka benar benar berpacaran, namun mau bagaimana lagi? Itu memang faktanya. Yeonjun juga sudah tau kalau waktu itu Taehyun berpura pura menjadi calon kekasih Yena, mereka semua tidak ahli dalam bidang akting, pikirnya. Berakhirlah Yeonjun harus menraktir dua manusia menyebalkan itu lantaran sejak tadi mengatakan hal hal yang aneh, seperti-
"aigoo, akhirnya kalian berpacaran"
"Yena-ya aku ikut senang mendengarnya, kini kau tidak perlu merengek rengek padaku lagi arasseo?"
"kau ini bagaimana sih? kalau sudah berpacaran, harus dirayakan. kau yang membayar semua makanan kami, eottae?"
Yeonjun hanya dapat menghela nafasnya sabar. Seperti tak ada sempatnya untuk ia berbicara karena mereka berdua. Kini mereka telah menyelesaikan makanannya.
"Taehyun-ah, bukan kah kita dipanggil guru Lee tadi? ayo ikut aku" ajak Sena sembari mengedipkan sebelah matanya.
Kode dari Sena itu membuat Taehyun bingung, Sena ini ingin menggodanya atau bagaimana? Beberapa detik berselang, akhirnya ia paham maksud Sena. Ia mengangguk anggukkan kepalanya perlahan.
"e-eoh? nde aku baru ingat. kajja" ujar Taehyun sambil berdiri. Sena langsung berjalan mengikuti langkah Taehyun menjauh dari sana.
Keheningan menyelimuti Yeonjun dan Yena. Menyadari tak ada percakapan, Yena bergegas menyelesaikan makanannya. Ia meneguk habis air mineral yang sudah setengah botol itu lantas beranjak dari sana. Wajah Yena seperti sedang kesal, gadis itu sedang marah? Entahlah. Belum sempat tiga langkah ia lalui, Yeonjun mencekal lengan Yena. Degupan di rongga dadanya sedikit terasa sekarang.
"mau kemana?"
"kekelas"
Gadis itu menepis tangan Yeonjun yang menahannya. Ia berjalan keluar dari kantin dan tentu saja disusul oleh Yeonjun.
"kau marah?" tanya Yeonjun sembari menyamakan langkahnya dengan Yena.
"tidak"
"lalu kenapa wajahmu begitu?"
"wajahku memang seperti ini Yeonjun"
Tanpa memperdulikan bagaimana respon Yena, Yeonjun menarik lengannya dengan gerakan kilat. Taman belakang sekolah adalah tempat yang paling sepi dan cocok untuk membicarakan hal ini.
"Yeonjun lepaskan"
"kau mau membawaku kemana?"
Setelah dirasa sampai, Yeonjun melepaskan genggamannya dari tangan Yena. Gadis itu tak henti hentinya memberikan ekspresi bingung.
"ketakan kesalahanku" ujar Yeonjun spontan.
"kau kenapa? aku tidak mengerti"
"Yena, cepat katakan kesalahanku. jangan mengelak"
Yeonjun ini seorang cenayang atau bagaimana sih? Yena benar benar tak menyangka Yeonjun dapat membaca pikirannya.
"a-ani. kau tidak melakukan kesalahan, hanya membuatku kesal saja" jawabnya akhirnya mengaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...