part 18 - Library

104 19 0
                                    

"kenapa kau kembali?" tanya Yeonjun disela sela mencatat materi dari guru Jung.

"aku sudah merasa lebih baik, jadi aku kembali. hanya tidak ingin tertinggal pelajaran" jawab Yena.

"lebih baik dari segi mananya? wajahmu saja masih pucat"

"molla Yeonjun-ah. sudahlah, jangan mengajakku bicara kalau itu bukan hal penting, kepalaku semakin pusing nanti"

"lalu menurutmu ini bukan hal penting begitu?" tanya Yeonjun serius seraya memutar tubuhnya menghadap Yena.

"biasa saja. aku sudah sehat Yeonjun"

"cih, kau bahkan mengakui sendiri kalau kepalamu masih pusing barusan"

Yena menghembuskan nafasnya kasar. Bagaimana bisa dia termakan omongannya sendiri? Kini gadis itu harus memutar otak lagi untuk mencari alasan lain menutupi rasa pusingnya. Yena hanya tak ingin Yeonjun khawatir.

"e-eum, Yeonjun-ah apa kau tau siapa yang menolongku di lapangan tadi?" ujar Yena berusaha mengalihkan topik.

Yeonjun sedikit memiringkan kepalanya berpura pura berfikir, lalu menjawab- "tidak tau. aku tidak melihatnya"

"ei, kau tadi ada dilapangan bukan? bagaimana bisa tidak melihatnya?"

Yeonjun mengangkat bahunya seolah ia memang tidak tau dan tidak ingin tau.

Oh ayolah, kalian tau bukan bagaimana sifat Yeonjun? Dia hanya tidak ingin terlihat terlalu panik dan perhatian dihadapan seorang perempuan. Setelah Hyera tentunya. Persetan dengan hal itu, sebenarnya Yeonjun benar benar panik setengah mati melihat Yena pingsan dilapangan tadi. Lelaki aneh memang.

"kalau begitu kutanyakan Sena saja nanti" ujar Yena.

"jangan tanyakan padanya" cegah Yeonjun.

"eoh? waeyo?"

"tadi saat kau pingsan, dia ketoilet. jadi dia tidak melihatnya juga. percuma tanya padanya" bohong Yeonjun.

"geurae? jinjjayo?"

"hm"

"arasseo"

Yena kembali memfokuskan pandangannya ke papan tulis berwarna putih itu.

***

Kantin,

"kau semakin dekat saja dengan Yena"

"biasa saja" jawab Yeonjun datar.

"ei, jangan mengelak begitu. ayolah, aku kenal kau Yeonjun. atau jangan jangan, kau memiliki perasaan padanya arasseo?" goda Taehyun.

"jangan sembarangan bicara"

"kenapa? aku kan menyimpulkan hal itu berdasarkan kedekatanmu selama ini dengannya"

Mendengar perkatan Taehyun barusan, Yeonjun menghentikan kegiatan makannya. Ia mencondongkan kepalanya kearah Taehyun. Yeonjun tampak menoleh kekanan dan kiri memastikan bahwa tidak ada yang mendengar, kemudian bertanya- "memangnya aku dan Yena terlihat sangat dekat?"

"hahahahaha" Taehyun tertawa terbahak bahak dan otomatis membuat Yeonjun memundurkan dirinya seraya berdecak kesal dan kembali duduk.

"YAK! kenapa malah tertawa?!" bentak Yeonjun kesal.

Taehyun masih berusaha menghentikan tawanya dan mengatur nafasnya.

"rumor tentangmu yang dekat dengan gadis itu sudah tersebar satu sekolah kau tau? apalagi setelah kejadian tadi pagi" ujar Taehyun sambil masih berusaha menahan tawanya.

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang