Suara dentingan gelas mengisi setiap penjuru kafetaria. Beberapa orang berkumpul ditengah untuk melihat penampilan musik dari gelas dan sendok yang terdengar sangat harmonis itu.
Ada yang ikut menyanyi, ada juga yang ikut menari.
"hei! kau melamun saja"
Lelaki diujung itu mengelus batang hidungnya.
"jangan menggangguku. kepalaku hampir meledak karena menyelesaikan tugas ditengah tengah keramaian seperti ini"
"iya iya. kau masih sama saja seperti lima tahun lalu. sadarlah. kau sudah diterima menjadi anggota klub basket yang terkenal dan sukses."
Ia memutar bola matanya malas.
"ini tugas dari kantor eomma ku. dia bilang menjadi pebasket tidak bisa menjamin hidupmu karena kau hanya akan menghasilkan lembaran uang jika memenangkan pertandingan saja. jadi mulai sekarang carilah pekerjaan yang lain sepertiku"
Orang yang duduk dihadapannya bertepuk tangan terkagum kagum dengan sahabatnya itu.
"woah, sejak kapan kau menjadi bijak seperti ini hah? kedengarannya sangat aneh"
"lagipula, aku bingung harus mencari kerja apa. kau kan sudah pasti menjadi karyawan tetap di kantor eomma mu" ujarnya menyelesaikan ucapannya.
"aku masih magang dikantor itu. nanti kutanyakan staf yang bersangkutan, semoga saja ada lowongan"
Kedua matanya berbinar, sungguh tidak menyangka akan hal ini.
"gomawo Yeonjun-ah gomawo! kau memang sahabat terbaikku!"
'Drrtt...Drrtt...'
Ponsel Taehyun berdering, ia mengangkatnya.
"yeoboseyo"
"..."
"eoh, arasseo. aku akan segera kesana. dicafe biasa nee? annyeong"
'pip..'
Taehyun kembali menyimpan ponselnya kedalam saku. Ia menatap Yeonjun.
"kurasa aku harus pergi. sampai nanti"
"baru berpacaran dengannya dua minggu saja sudah bisa meninggalkanku makan sendirian"
"heh berhentilah mengejekku! daripada kau pria galau akut. pergi cari kekasih yang baru saja sana, supaya kau tidak iri padaku"
"aku bukan orang yang seperti itu"
Taehyun tak memberikan jawaban karena ia sudah menjauh darisana.
***
"selamat siang, bisa dibantu?"
"aku akan meminjam beberapa buku"
Yeonjun memasuki ruangan bersuhu rendah karena pendingin ruangan dengan buku-buku yang bertengger rapi didalamnya itu menggunakan kaki telanjang.
Matanya menelisik dalam menyusuri setiap rak-rak buku. Sambil sesekali membenarkan letak kacamata minusnya yang merosot tanpa sadar.
Seolah sesuatu yang benar-benar memikat perhatian. Pandangannya terhenti pada benda itu. Tidak, lebih tepatnya novel.
Memori ingatannya berputar tanpa ijin sang pemilik. Yeonjun ingat betul, ia pernah melihat buku ini.
Tapi dimana?
Ia mengusap keningnya untuk mengingat. Dapat. Bibirnya membentuk seulas senyuman tipis.
"malam itu, saat dia sakit"
Tepat sekali. Novel itu adalah salah satu dari sekian banyak novel baru milik Yena yang disuruhnya untuk membaca sinopsis dari semua isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...