part 42 - Ice cream

123 16 10
                                    

"Taehyun-ah, aku kesini hanya ingin meminta bantuan padamu" ucap Hyera memulai pembicaraan.

"apa yang bisa kulakukan untukmu?" tanya Taehyun.

"sebagai sahabat dekat Yeonjun, kau pasti tau betul bagaimana sifat nya, bagaimana kelakuannya terhadap kau sendiri atau bahkan orang lain. aku yakin, kau adalah orang yang paling mengerti Yeonjun"

"maaf, bisa langsung keintinya saja? aku semakin tidak mengerti maksudmu jika kau berbelit belit begini"

"arasseo. Taehyun-ah, aku tau Yeonjun pasti sudah menceritakan masalah tentang ku dan dia padamu bukan? tapi sebetulnya, ada sebuah kesalah pahaman disini" ucap Hyera yang suara nya semakin lama semakin terdengar melemah.

"apa itu?"

"maaf, aku tak dapat memberi tau hal ini padamu. mungkin nanti setelah Yeonjun yang mengetahuinya lebih dulu. jadi, tujuanku datang kesini adalah memintamu untuk membantuku mengatur pertemuan dengan Yeonjun agar aku dapat menyelesaikan kesalah pahaman ini" jelas Hyera.

Taehyun sedikit tertegun mendengar ucapan Hyera barusan. Merasa canggung dengan sifat baru Hyera yang tak dapat ditebak seperti ini.

Lelaki itu mengambil nafas dalam kemudian menjawab- "begini Hyera, bukannya aku menolak atau tidak ingin membantumu. tapi, kau tau bukan kalau Yeonjun sudah memiliki kekasih? dan juga Namjoon telah dipenjara atas kelakuan kriminal nya. lalu, untuk apa kau mengungkit masalah yang sudah kupastikan Yeonjun tak akan pernah mau membahasnya lagi?"

"tunggu, jadi yang berpelukan dengannya waktu disekolah itu benar benar kekasih Yeonjun ya?" tanya Hyera yang langsung dibalas anggukan oleh Taehyun.

"walaupun sebenarnya waktu itu mereka belum berpacaran sih," tambah Taehyun.

"geurae? saat aku melihat mereka berpelukan, posisi perempuan itu membelakangiku, jadi aku tak dapat melihat wajahnya" ujar Hyera.

"jadi kau belum mengetahui siapa kekasih Yeonjun?" tanya Taehyun yang dibalas gelengan oleh Hyera.

"molla Taehyun-ah, menurutku itu bukanlah hal yang penting. jadi, bisakah kau membatuku mengatur pertemuan dengan Yeonjun? jebalyo, tolong percaya padaku. aku janji ini untuk yang terakhir kalinya" ujar Hyera memohon.

"arasseo, nanti akan coba kupikirkan"

***

Suara ketukan pada pintu rumah Yena tak ada hentinya sejak tadi. Biasanya nyonya Park yang akan segera membukakan, tapi berhubung kedua orang tua Yena tengah pergi keluar, jadi ya sudah seharusnya Yena yang melakukan hal itu.

Dengan langkah gontai Yena mulai berjalan menuruni tangga dan menuju kearah pintu.

'ceklek'

"apa kau tidak bisa sabar sedikit? ini pintu rumah, bukan lingkaran drum. kau tidak bisa seenaknya memukul mukul dengan tanganmu seperti itu" ucap Yena dengan mata yang masih terpejam dan suara khas bangun tidurnya.

"maaf, tadi sudah kucoba mengetuk pelan tapi tak ada yang membuka"

Tunggu, sepertinya Yena kenal dengan suara ini. Suara berat lelaki paling familiar ditelinganya, suara yang paling Yena ingin dengarkan tiap tiap harinya. Oh astaga! Ini suara Yeonjun.

Dalam sepersekian detik Yena mengusap matanya untuk dapat melihat rupa lelaki tampan dihadapannya saat ini. Dan benar saja, Yeonjun tengah berdiri disana dengan outfit favoritnya- celana jeans panjang dan kaos putih polos ditambah luaran kemeja kotak kotak juga jangan lupakan parfum maskulin miliknya yang paling Yena suka.

Ayolah, disini kita dapat melihat seorang- ralat, sepasang kekasih yang satu dari antara mereka adalah lelaki tampan dan seorang gadis buruk yang masih mengenakan piama tidurnya dan rambut yang layaknya singa, oh jangan lupakan garis putih bekas air liur yang membentuk jelas diujung bibirnya. Sungguh menyedihkan.

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang