"Nuna! maaf aku terlambat, toilet sedang antri"
"tak apa. barangmu sudah masuk kedalam bagasi semuanya atau belum?"
"kurasa sudah. ayo"
Mereka berdua masuk kedalam mobil. Mesin menyala dan mobil mulai berjalan menjauh dari bandara.
Ia membunyikan klakson mobilnya. "rumah nuna didaerah mana?"
"masih lurus saja, nanti kalau akan belok biar kuberi tahu"
Kesunyian menerkam mereka. Hingga kemudian lampu merah diujung jalan membuat pergerakan mobil terhenti.
"Soobin-ah, kau berapa lama disini?"
Soobin mengusap lengannya. "mungkin tiga bulan, hanya sampai keperluanku selesai saja. kemudian aku akan kembali ke Jepang"
Ia mengangguk sebagai jawaban.
"lalu bagaimana dengan nuna? kau akan tinggal disini selamanya?"
Ia menghela napasnya. "tentu saja. lagipula pekerjaanku juga dipindahkan. mungkin kalau ada waktu cuti, aku akan berkunjung ke Jepang"
"aigo, Yena nuna! kau adalah idola favoritku! bisa lulus kuliah di negara tetangga dengan nilai yang sempurna kemudian mendapatkan pekerjaan tetap sesuai bidangmu"
Gadis itu tersenyum. Kalau boleh jujur, pujian seperti itu saja sudah cukup membuat pipinya memanas.
"doakan saja aku bisa secepatnya menyelesaikan kuliahku" ujarnya menyelesaikan ucapan.
Mereka berdua kenal lumayan lama, semenjak empat tahun yang lalu. Soobin adalah tetangga disebelah rumah. Ia sering mengunjungi nenek Yena untuk mengantarkan kue beras.
Saat itu Yena juga masih berkuliah, mereka terpaut satu tahun. Mereka mulai akrab. Hingga sekarang Soobin harus menyelesaikan skripsi nya dengan melakukan riset di Korea.
Kebetulan juga pekerjaan Yena dipindah ke Korea. Tak ada salahnya bukan jika mereka berangkat bersama.
Gadis itu menjadi seorang penulis yang berada dinaungan salah satu perusahaan. Beberapa karya tulisan Yena sudah tersebar luas. Banyak orang yang mengagumi karya-karya Yena karena memang isinya yang berbobot, namun tetap memiliki banyak kesan serta pemilihan kata yang sangat efektif.
Saat ini ia sedang menyelesaikan projek terbarunya. Beberapa orang sudah membaca sebagian.
"Soobin-ah, bisakah kita ke minimarket sebentar? aku ingin membeli sesuatu"
***
"totalnya seribu dua ratus won"
Yena memberikan beberapa lembar uang pada penjaga kasir itu. Kemudian mengambil susu pisang diatas meja dan meneguknya.
"menyegarkan"
Gadis itu membuka pintu minimarket. Sesegera mungkin keluar darisana. Sekarang masih gerimis. Namun tak apa, Yena suka. Ia rindu suasana gerimis di Seoul.
Lima tahun terakhir saat ia meninggalkan negri gingseng ini sedang dalam musim panas.
Yena menaikkan tudung mantelnya dan berlari. Menerobos rintik air untuk menyusul mobil Soobin yang terparkir diujung jalan.
Sebuah kejadian yang tak pernah terduga. Bunyi bising klakson mobil terdengar. Tepat disamping Yena. Gadis itu masih berdiri ditengah-tengah jalan.
Yena berteriak, menyilangkan kedua tangannya disamping kepala sambil memejamkan matanya.
Sungguh, ia belum ingin mati untuk sekarang.
Lagipula bukankah lampu merah telah menyala untuk para pengendara? Ini saatnya pejalan kaki yang menyebrang. Mana bisa seenaknya menerobos seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...