part 23 - With who?

112 17 1
                                    

"dasar amatiran"

Cengiran gadis itu kini berubah menjadi raut kesal.

"yak! apa kau bilang?!"

Yeonjun membungkukkan badannya berusaha untuk mengambil bola. Ia melemparkan bola itu asal kearah Yena lantas berkata- "kau amatiran"

Yena mengeraskan rahangnya.

"heol arra! terserah padamu pebasket handal!"

Gadis itu membalikkan badannya malas hendak menjauh dari sana. Namun, baru beberapa langkah guru Yoo datang.

"tidak bisakah kalian berlatih serius? minggu depan akan diadakan penilaian, kau tidak mendengarnya tadi? cepat kembali berlatih dengannya" perintahnya.

"a-ani guru Yoo. dia bukan teman berlatihku, aku dengan Sena" elak Yena seraya menunjuk Sena diujung sana.

"sudahlah, jangan membantah dan cepat kembali berlatih" jawabnya tanpa menerima alasan Yena.

Guru Yoo memegang kedua bahu Yena untuk memutar badannya menghadap Yeonjun. Dengan segera ia beranjak dari sana untuk mengecek murid yang lain.

"j-jamgganman guru Yoo! di-"

Ucapan Yena terhenti karena ia menyadari suatu hal yang aneh. Kenapa lelaki dihadapannya ini tidak ikut protes? Ya paling tidak membantu Yena membantah pada guru Yoo tadi bukan?

"kenapa kau diam saja? memangnya temanmu kemana?" tukas Yena kesal.

"Taehyun? dia kekamar mandi" jawabnya santai.

"mworago? kau gila? lalu kalau kau mengetahui hal itu, kenapa tak membantuku menjelaskannya pada guru Yoo barusan?"

Yeonjun tak menggubris perkataan Yena barusan dan kembali mendribble bolanya.

"woah hebat. ternyata aku sedang berbicara dengan angin barusan" tambah Yena.

Yeonjun menghentikan kegiatannya. Lelaki itu memberikan tatapan tajam pada Yena.

"apa?"

Tak berselang beberapa detik, terdengar teriakan seseorang dari ujung sana.

"Yena-ya kemari!"

Yena yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya dan mendapati Sena sedang melambaikan tangan padanya.

"nde, arasseo!"

Gadis itu mengambil asal salah satu bola dan hendak berjalan kearah Sena.

Namun, seseorang mencekal lengan Yena terlebih dahulu yang sukses membuat gadis itu berhenti tepat didepan dadanya. Dapat Yena rasakan hembusan nafas menyapu dahinya lembut.

Yena tak akan kuat kalau disuruh mendongakkan kepalanya sekarang. Degupan kencang dapat dirasakan gadis itu didalam rongga dadanya.

"kau mengambil bola yang salah" ujar Yeonjun.

Otak Yena masih belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi untuk yang kedua kalinya setelah kejadian hujan hujanan didepan gerbang waktu itu. Kalian masih mengingatnya bukan?

"tidak bisakah kau sedikit menjauh?" tambahnya.

Yena mengerjapkan matanya beberapa kali. Berusaha menyadarkan dirinya bahwa ia sekarang berdiri tepat didepan Yeonjun tanpa jarak.

"omoo!" ujarnya terkejut bukan main.

Yena memundurkan badannya sembari menunduk malu.

"k-kenapa kau menahanku tadi?" tanya Yena.

"kau mengambil bola yang salah"

Yeonjun mengambil bola yang seharusnya dan memeberikan pada Yena.

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang