part 45 - Japan

102 15 0
                                    

Seorang gadis berjalan ke tengah lapangan sambil membawa sebuah buket bunga ditangan kanannya. Dengan raut yang teramat senang, ia menghampiri seorang lelaki diujung sana. Hendak memberikan ucapan selamat atas kemenangan tim nya.

Tepat 5 menit yang lalu, perbandingan skor sangat tipis, semua orang gelisah dan cemas. Deru keringat telah menetes berulang kali, menunjukkan semangat yang membara. Sampai kemudian Yeonjun mengambil alih bola, ia melewati beberapa lawannya dan melemparnya ke ring, mencetak skor yang membuat semua orang berteriak kencang.

Gadis itu menepuk pundak Yeonjun, "selamat, kau sangat hebat. masih sama seperti dulu"

Suara yang tak asing lagi di telinga Yeonjun. Iya, dia, orang yang telah  membuat perasaan Yena ragu beberapa waktu yang lalu. Hyera.

Yeonjun sedikit terkejut, "kau sedang apa kesini?"

Ia menepis tangan Hyera yang baru disadari tengah menempel di pundak nya sejak tadi.

"aku hanya ingin memberimu selamat, tidak salah bukan? ini untukmu" Hyera menyodorkan buket bunga itu pada Yeonjun.

"eoh, terimakasih"

Tiba tiba Taehyun menepuk pundak Yeonjun, "ayo berfoto"

"baiklah"

Saat hendak pergi, Hyera menahan lengan Yeonjun. Membuat lelaki itu kembali menoleh kearahnya.

"setelah berfoto bisa bertemu denganmu disini lagi? aku akan menunggu" ujar Hyera.

"untuk apa?"

"ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"

Yeonjun hanya mengangguk singkat setelah sesaat kemudian menghilang dari kerumunan orang orang.

***

"kalau Yeonjun marah padaku nanti, akan kukatakan kalau ini kesalahan appa" ujar Yena tergesa sambil merapikan barang barang nya.

"apa? kenapa? memangnya appa melakukan apa?"

"seharusnya appa bisa membuat paman pulang lebih awal, atau paling tidak mencari sebuah alasan yang bisa membuatku bebas dari pertanyaan pertanyaan menyebalkan dari paman"

"kau tau, kita semua tau bagaimana sifat paman mu itu. kalau sudah bicara, tak akan a sampai ia memutuskan untuk pulang"

"geurae, terserah. aku pamit" Yena segera keluar dari rumahnya.

Nyonya Park tampak mengelus dada nya perlahan.

"sudahlah, coba pahami situasi Yena. remaja yang sedang mabuk cinta ya begitu" ujar Nyonya Park disusul kekehan pelan.

"aku mengerti, lagipula mana mungkin Yeonjun akan marah padanya? setahuku, gadis itu yang paling sering marah pada Yeonjun"

Mereka berdua tertawa, sampai kemudian makanan telah siap diatas meja makan.

"makan malam dulu" ajak Nyonya Park.

***

"kau tidak melihat Yena?" tanya Yeonjun pada Taehyun.

"Yena? kurasa tidak. sampai sekarang dia belum menghubungimu juga?"

Yeonjun menggeleng kecil.

"mungkin ada sesuatu yang harus dia selesaikan. nanti juga datang" jawab Taehyun santai.

Tiba tiba Yeonjun melemparkan buket bunganya kearah Taehyun.

"apa ini?"

"untukmu saja. foto nya sudah selesai 'kan? kalau begitu aku akan pergi"

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang