Taman, 9:20 kst
Pagi ini Seoul benar benar berbeda.
Sejak tadi udara dingin itu mengusik kenyamanan Yena yang tengah duduk dibangku berwarna putih dibawah pohon. 15 menit yang lalu Yena sudah sampai ditaman itu. Namun, ia sama sekali tidak melihat Namjoon. Yena juga tidak berniat untuk menelfon Sena untuk menanyakan keberadaan Namjoon, lebih baik ia menunggu sambil memasang earphone ditelinga nya.
Namun, kegiatan gadis itu terhenti saat seseorang tiba tiba menepuk bahunya pelan. Sontak Yena memutar badannya seraya melepas earphonenya.
"kau Yena bukan?"
"eoh? B-Beomgyu?"
"nee! kau masih ingat ternyata, aku Beomgyu. santai saja, kenapa wajahmu panik begitu?" jawab Beomgyu santai sambil mendudukkan dirinya disamping Yena.
"tidak, aku tidak panik kok. hanya saja sedikit terkejut" jawab Yena yang dibalas anggukan oleh Beomgyu.
"Beomgyu, kenapa kau bisa ada disini?"
"ah iya, hampir saja aku lupa. jadi, aku ingin memberitau padamu kalau Namjoon tidak bisa datang hari ini. katanya ada urusan keluarga mendadak. dan ia juga berkata mungkin besok akan menjemput Sena saat pulang sekolah. jadi ia bisa sekalian bertemu denganmu begitu"
"geurae?" tanya Yena.
"nee"
"lalu kenapa dia tidak memberitauku sendiri melalui nomor Sena saja? harus sekali ya membiarkanku menunggu disini dulu dan kau yang memberitauku. cih, tega sekali"
"kalau soal itu, aku tidak tau. mungkin.., agar aku bisa mengajakmu jalan jalan sebentar" ujar Beomgyu.
"a-ah, begitukah?"
"nee, apa boleh?" tanya Beomgyu.
"arasseo"
Beomgyu mulai beranjak dari bangku dan diikuti oleh Yena.
Ya, lebih baik jalan jalan dengan Beomgyu saja. Tidak ada salahnya bukan? Lagipula gadis itu juga tidak tau apa yang harus dilakukannya di hari Minggu seperti ini. Kegiatan tiap hari Minggu Yena benar benar monoton. Kau tau? ia hanya mengurung dirinya di kamar dengan setumpuk novel favoritnya. Sangat membosankan.
***
Yena berjalan beriringan dengan Beomgyu menyusuri jalanan kota Seoul. Namun langkah Beomgyu terhenti saat ia melihat sebuah restoran daging wagyu di ujung jalan. Beomgyu ingin mengajak Yena untuk makan disana dulu.
"Yena-ya," panggilnya.
"waeyo?"
"apa kau merasa lapar?"
"eum, kurasa iya"
"kalau begitu ayo kita makan. biar kutraktir saja" ajak Beomgyu.
"jinjjayo? gomawo Beomgyu"
Mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di ujung jalan itu.
Yena sedikit terkejut saat mengetahui kalau Beomgyu akan mengajaknya makan ke restoran daging wagyu. Ah, ia jadi mengingat Yeonjun dan taruhan itu. Bagaimana kabar anak itu? Apa dia tidur dengan nyenyak semalam?
Aish, kenapa Yena bisa berpikiran seperti ini? Padahal baru semalam ia bertemu Yeonjun dan Yeonjun juga mengantarnya pulang. Entahlah, akhir akhir ini Yena sering memikirkan makhluk es sialan itu. Lucu memang kalau mengingat pertemuan pertama mereka.
Tanpa disadari, Yena membuat segaris senyuman tipis.
"Yena? Yena? kau mendengarku tidak?" ujar Beomgyu seraya melambai lambaikan tangannya tepat didepan wajah Yena. Dan perlakuan lelaki itu otomatis membuyarkan lamunan Yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...