part 44 - Beach

109 14 2
                                    

Pintu mobil terbuka, suasana senja dan angin kencang langsung menerpa wajah manis Yena yang kemudian disusul senyuman lebar pada bibir tipis nya.

Sang mentari menampakkan warna jingga andalan nya yang indah, membuat mereka berdua menyipitkan mata nya silau.

Sapuan ombak ombak kecil di bibir pantai menghasilkan suara khas yang teramat mampu mengalihkan dunia seseorang untuk memejamkan mata sejenak.

"aku selalu ingin ke pantai" ujar Yena mendudukkan pantatnya diatas pasir polos disebelah Yeonjun.

"jadi aku tidak salah mengajakmu kesini bukan?"

"eum"

"ingin makan sesuatu?" tanya Yeonjun.

Yena menggelengkan kepalanya perlahan, "kurasa tidak"

Gadis itu membenarkan posisi duduknya. Menatap kearah ujung sepatu lemah, ragu untuk bertanya hal ini tapi ia ingin.

"Yeonjun-ah," panggilnya.

"kenapa?"

"kau tau? aku pernah mendengar sebuah hubungan yang berakhir hanya karena masa lalu salah satu dari mereka datang kembali" ujar Yena lirih.

Sedikit terkejut dengan ucapan yang Yena lontarkan barusan, Yeonjun beralih menatap Yena lekat. Mengunci seluruh perhatiannya hanya pada gadis cantik disampingnya itu.

"Yena, tatap aku"

"untuk apa? tidak perlu" ia memainkan pasir ditangannya.

Kedua tangan Yeonjun menangkup pipi Yena kemudian mengarahkannya untuk menatapnya.

"kau ragu denganku?"

"mungkin, sedikit" jawab Yena lemas.

"kenapa?"

"tidak tau. aku sendiri juga bingung kenapa perasaanku jadi seperti ini"

"apa yang mengganggu pikiranmu sekarang?"

Yena mengangkat bahunya asal, "entahlah, kenapa sih memberiku pertanyaan terus? menyebalkan tau"

Yeonjun melepas kedua tangan nya dari pipi Yena, ia tersenyum tipis baru kemudian meraih Yena kedalam pelukan nya.

Tidak menolak, gadis itu semakin merasa nyaman. Ini salah satu hal yang ia sukai dari kekasihnya, Yeonjun selalu berhasil membuat Yena tenang dalam kondisi apapun dan bagaimanapun.

Oh Tuhan, kalau seperti ini tolong buat Yeonjun menjadi lelaki satu satunya milik Yena saja.

Gadis itu memukul dada Yeonjun kemudian dalam satu gerakan melesak sempurna dalam ceruk leher Yeonjun, "Choi Yeonjun aku mencintaimu" ujar Yena.

"aku tau, aku memang tampan bukan?" Yeonjun terkekeh pelan.

Yena memukul dada Yeonjun lagi, "Choi Yeonjun aku mencintaimu"

"kau baru menyadarinya? aku sudah keren sejak lahir kok"

Terdengar isakan kecil dari Yena. Oke, biarkan Yena menangis kali ini.

Ia memukul dada Yeonjun sekali lagi, "Choi Yeonjun aku mencintaimu"

Lelaki itu kembali tersenyum kemudian menarik kepala Yena dan mengusap air mata di pipi Yena. Mereka saling bertatapan lekat.

"dengar ini, aku tidak pernah memiliki keinginan sedikitpun untuk kembali pada Hyera. hanya kau, kau adalah satu satunya gadisku sekarang, nanti, besok, atau selamanya. hatiku sepenuhnya milikmu dan memang untukmu Park Yena"

"benarkah? aku sedang tidak ingin mendengar bualan lelaki saat ini kalau memang iya"

Tak menjawab ucapan Yena, lelaki itu menarik kepala Yena mendekat kearahnya kemudian mengecup kening Yena lama. Seolah hanya kecupan itu yang mampu mendeskripsikan dari segi manapun kalau memang perasaan Yeonjun seutuhnya untuk Yena.

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang