"Yena-ya, sebenarnya yang akan dijodohkan denganmu itu Beomgyu"
"A-APA?"
Yena menatap Beomgyu tajam.
"kenapa kau panik begitu? lagipula barusan aku mengatakan kalau perjodohannya dibatalkan kok" ujar Beomgyu.
"arra. tapi, bagaimana bisa? maksudku, kenapa kau Beomgyu?"
Appa Yena mulai mengambil alih bicara untuk menjelaskan semuanya- "begini Yena, sebenarnya Beomgyu itu adalah anak dari teman appa yang diceritakan eomma mu waktu itu"
Yena mengangguk paham.
"ah, aku mengerti. t-tapi, kenapa bisa dibatalkan? ani, maksudku... aku hanya ingin tau alasannya, bukan berarti aku ingin perjodohan ini tetap terjadi"
"appa berkata padaku kalau dia tidak ingin memaksaku dan Yena hanya karena membalas utang budi nya. appa sudah mendengar permohonan pak Park untuk membatalkan perjodohan ini karena Yena tidak menginginkannya" jelas Beomgyu.
"meskipun begitu, appa tetap akan membalas jasa pak Park karena telah membantunya saat perusahaan bangkrut dulu, tapi bukan dengan cara perjodohan ini" tambahnya.
"eoh, begitukah? baiklah, semua keputusan juga ada ditangan appa mu Beomgyu-ah. kalau memang baiknya begitu, yasudah" ujar appa Yena.
"sepertinya keperluanku disini sudah selesai. kalau begitu aku permisi dulu" Beomgyu bangkit dari duduknya dan membungkuk sopan.
"Beomgyu-ah, biar kuantar kedepan" cegah Yena.
"nee"
Beomgyu berjalan keluar dan diikuti Yena dibelakangnya. Saat sampai di teras rumah, mereka berbincang sejenak.
"kau tidak marah padaku 'kan?" tanya Yena memastikan.
"eoh? kenapa aku harus marah padamu?"
"appa mu membatalkan perjodohan ini karena ku bukan? aku yang tidak ingin sehingga appa meminta pada appa mu untuk membatalkannya" ujar Yena.
"justru aku berterimakasih padamu. perjodohan itu hal yang menyebalkan, memangnya masih ada di zaman sekarang?" ucap Beomgyu yang membuat Yena menjadi lebih semangat. Karena kini ia tau bahwa bukan dirinya saja yang berusaha untuk lepas dari masalah ini.
"nee. aku senang kalau kau tidak marah padaku"
"kalau sudah begini kita bisa bersahabat bukan?"
"tentu, mulai sekarang aku sahabatmu" jawab Yena sambil mengangkat kelingkingnya.
"geurae" Beomgyu membalas tautan jari kelingking Yena.
"kurasa aku harus pulang sekarang, annyeong. senang bisa bersahabat denganmu" ujar Beomgyu.
"arasseo. annyeong"
Beomgyu masuk kedalam mobilnya dan beranjak dari rumah Yena. Gadis itu kembali ke kamarnya. Hari ini sungguh melelahkan, kalau mengingat ingat semua kejadian hari ini, huh rasanya Yena ingin berteriak saja.
Yena merebahkan badannya diatas kasur kesayangannya. Tak berselang beberapa detik, ia sudah tertidur pulas.
***
Kantin,
"dasar tidak bertanggung jawab. kalian berdua menyebalkan. kenapa tidak memberitauku kalau kalian akan meninggalkanku sendirian dengan Yeonjun disana hah?" ujar Yena sambil mempoutkan bibirnya.
"jeongmal mianhae Yena-ya, maksud kita kan baik. jadi, berhasil tidak?" tanya Sena.
"berhasil apanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...