part 34 - Date

111 20 1
                                    

Yena baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah sehabis keramas tadi. Ia membuka laci teratas di samping kasur untuk mengambil hairdryer miliknya. Stopkontak disamping pigora langsung menjadi tujuan Yena, ia menancapkan ujung hairdryer itu disana.

Suara bising memenuhi penjuru kamar Yena, ia menggerakkan benda berwarna putih itu menjelajahi seluruh helai rambutnya sampai semuanya kering. Beberapa detik berselang, ponsel Yena yang berada diatas nakas berdering.

'Drrtt..Drrtt..'

Yeonjun♡ is calling...

Wajah Yena langsung berubah sumringah setelah mengetahui siapa yang menelfon. Ia segera menjawab panggilan itu.

"yeoboseyo"

"Yena-ya, kau besok ada acara tidak?"

Apa? Bagaimana bagaimana? Satu satu nya alasan seorang lelaki menanyakan hal itu adalah ingin mengajak kekasihnya berkencan. Ya, Yena yakin itu. Tanpa ada keraguan sedikit pun, ia langsung menjawab- "besok? tidak ada acara sepertinya. waeyo?"

Tentu saja ia pura pura tidak mengerti, jual mahal sedikit pada kekasih tak ada salahnya bukan? Walaupun sebenarnya ia tak kuat menahan senyumnya sejak tadi.

"kalau tidak ada, besok akan kujemput. jam 9 pagi"

"nde, arasseo" jawab Yena terlewat senang. Meskipun sebenarnya ia juga berpikir, Yeonjun mau mengajaknya berkencan pukul 9 pagi? Yang benar saja, apa yang bisa dilakukan oleh sepasang kekasih dipagi hari dengan cuaca yang panas begitu?

"kalau begitu kumatikan sambungannya. jaljayo, annyeong"

"nde, tapi-"

'pip..'

Yeonjun bahkan tak menanyakan tentang Yena, apakah sudah makan? Rindu atau tidak? Layaknya kekasih pada umumnya. Kenyataan itu membuat Yena sedikit kesal. Tapi ia sadar, yang dihadapinya itu Yeonjun. Dan semuanya akan berbanding terbalik kalau sudah berurusan dengannya, kalau masih mengingat perkataan Taehyun waktu itu.

Yena menghela nafasnya panjang. Ia melempar ponselnya kearah kasur lantas berbaring disampingnya. Yasudahlah, paling tidak ia dapat menghabiskan akhir pekannya dengan Yeonjun, itu saja sudah membuatnya senang. Daripada harus membaca novelnya didalam kamar, membosankan. Meskipun kita semua juga tau kalau itu adalah hobi Yena.

Suara detikan jam dinding menjadi pengantar tidur Yena malam itu.

***

"mau kemana kau?" tanya Yeonjae yang tiba tiba keluar dari kamarnya.

"kerumah Yena" jawab Yeonjun sembari mengikatkan tali sepatunya.

"woah, kau mau berkencan hm?" goda Yeonjae.

"berkencan? kedengarannya berlebihan" Yeonjun beranjak dari duduknya. Ia langsung menyambar tas nike hitam diatas meja dan menuju keluar.

"jangan pulang larut malam"

"iya iya, aku sudah besar hyung. jangan mengkhawatirkanku" jawab Yeonjun yang kini sudah berada di ambang pintu.

"aku hanya mengingatkan"

"aku duluan" pamit Yeonjun.

Ia berjalan kearah garasi dan masuk kedalam mobil. Mesin mulai menyala, mobil itu bergerak menjauh dari sana. Yeonjun memutar sejumlah lagu favoritnya diradio mobil. Mengendarai sambil mendengarkan musik merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan Yeonjun.

Tak terhitung selama 1 jam, mobil Yeonjun sudah berhenti didepan rumah Yena. Ia turun dari mobilnya untuk membuka pagar rumah dan kembali masuk ke mobil untuk memarkirkan di halaman dalam. Setelah dirasa cukup, Yeonjun keluar lagi dari mobilnya dan menuju pintu utama rumah Yena.

You're My Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang