School, 6:45 kst
Memanfaatkan gadis itu untuk memberi contekan dengan alasan harus bertanggung jawab karena meninggalkan bukunya didalam tas Yeonjun memang sesuatu yang konyol. Lelaki itu sangat pandai kalau dalam bidang seperti ini.
Sudah sejak tadi Yeonjun menunggu kedatangan Yena, namun ia tak kunjung datang juga. Sebentar lagi bel akan berbunyi dan guru Hwang bisa menghukumnya nanti.
"kemana saja gadis cerewet itu" gerutunya.
Panjang umur sekali. Baru sekitar 5 detik yang lalu Yeonjun selesai berkutat dengan pikirannya tentang Yena, tapi dia langsung datang.
"kau ini kemana saja?! lama sekali!" tukas Yeonjun
"yak! sabar! sudah untung masih kuberi contekan, kalau aku tidak mau bagaimana?"
"mau bagaimanapun juga, kau harus mau. itu kan pertanggung jawabanmu karena sudah salah meletakkan buku ditasku. sudahlah cepat berikan bukumu" ujar Yeonjun sambil menjulurkan tangannya.
Yena memutar bola matanya malas yang disusul decakan kesal. Ia merogoh tasnya untuk mengambil buku dan memberikan buku itu pada Yeonjun. Lelaki itu langsung duduk manis dibangkunya dan mengerjakan tugas miliknya.
"darimana kau bisa mendapat nomorku?" tanya Yena disela sela kegiatan Yeonjun.
"tidak penting"
"jawab saja Yeonjun"
"ingin tau saja"
"cepat katakan, sebelum semua duga dugaanku kuluapkan sekarang juga"
Tak terdengar jawaban apapun.
"baiklah, kalau tidak mau menjawab"
Yeonjun sedikit menebak nebak apa yang akan dilakukan Yena sambil melirik kearah nya. Memangnya dia mau apa? Kenapa menarik nafasnya dalam begitu?
"HEI teman teman!! apa kalian tau yang dilakukan Yeonjun padaku?! ternyata selama ini Yeonjun menstalkingku secara diam diam!! Ia berusaha mencari nomor ponsel ku dan dia-"
"MMPPHH-"
Dalam sepersekian detik Yeonjun berdiri dan membungkam mulut Yena dengan kedua tangannya. Mencoba mengatur ekspresi wajahnya, karena seluruh penjuru kelas telah mempusatkan perhatian mereka pada sepasang tom and jerry ini. Sungguh, ini pertama kalinya lelaki itu merasa malu sampai ke urat urat seperti ini.
"maaf, maaf dia memang agak stres"
"MMPPHH-"
"ikut aku"
***
Kedua netra Yena membelalak lebar, berusaha memahami apa yang baru saja terjadi ini.
Apa apaan Yeonjun? Mau membawa Yena kemana?
"MMPPHH LEP-AS K-KAN AKU" berontak Yena yang tak digubris sama sekali oleh Yeonjun.
Setelah beberapa langkah berjalan, ternyata Yeonjun menyeret Yena ke kantin. Yang benar saja, dia ini gila atau bagaimana sih? Kenapa juga tadi Yena melakukan hal bodoh itu kalau tau ujung ujungnya akan begini. Niatnya kan hanya agar Yeonjun malu.
"cepat pesankan aku tteokbokki"
Yena menatap Yeonjun lekat dengan emosi.
"kau membungkam mulutku, menyeretku paksa kekantin dan berhenti di kasir, lalu sekarang apa?! memintaku memesankanmu tteokbokki?! HEOL!! pikir pakai otakmu, tau sopan santun tidak?!" bentak Yena.
"lalu bagaimana dengan kau yang mempermalukanku di kelas dan menuduhku begitu saja? menurutmu itu sopan?"
"aarrghh, kau menyebalkan" ujar Yena kesal seraya membuang muka darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...