"Namjoon oppa, tolong hentikan semua rencanamu itu"
"kenapa? aku tidak akan menghentikannya" jawab Namjoon santai sambil masih memfokuskan pandangannya ke jalanan didepan kaca mobil.
"kau ini. sudahlah, lupakan masalah appa, hentikan balas dendam konyol mu itu dan biarkan Yeonjun hidup tenang oppa! please" ujar Sena memohon.
"cih, bagaimana bisa kau berfikir begitu?"
"dengar ini baik baik, aku tidak akan pernah melupakan apa yang sudah diperbuat tuan Choi kepada appa. aku akan membalas semuanya sampai tuntas. dan kau jangan pernah menghalangiku" tegas Namjoon.
Sena mendengus kesal mendengar perkataan Namjoon barusan.
"oppa, kau tau? kalau saja appa melihat dari sorga apa yang diperbuat oleh anak lelakinya ini, appa pasti akan sedih dan marah padamu"
"jangan sok menasehatiku"
"aku hanya menyampaikan isi hatiku" ucap Sena yang sudah pasrah.
"terserah"
***
Kini Sena sampai telah dirumahnya. Sungguh hari yang melelahkan. Kakak satu satunya itu sebenarnya sudah cukup membuat Sena emosi selama ini. Setelah masalah dipindahkan dari sekolah, kini ia bertengkar dengan Yeonjun, lagi. Iya, dipindahkan dari sekolah, ah tidak, lebih tepatnya dikeluarkan. Sena terpaksa berbohong banyak pada Yena, agar gadis itu tidak salah paham dengannya. Ia tidak ingin persahabatannya putus hanya karna Namjoon.
Sena merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan seragam yang masih menempel ditubuhnya.
"apa sebaiknya aku membatalkan kerja kelompoknya supaya Yena tidak bertemu Namjoon oppa?" gumam Sena.
"tapi, aku harus memberi alasan apa pada Yena?" tambahnya.
"hm, telfon dulu saja"
Sena mengklik tombol kontak dan mencari nomor Yena disana. Setelah menemukannya, ia menekan tombol warna hijau.
***
Yena sedang melakukan aktifitas rutinnya dimalam hari. Ya, tentu saja membaca novel. Tapi kegiatannya terhenti karena ponsel nya berbunyi.
'Drrttt...Drrttt...'
Sena is calling...
"ei, tumben dia menelfon"
Yena menjawab panggilan dari Sena itu.
"yeoboseyo"
"ah, nee Yena-ya. maaf malam malam menelfon mu"
"gwaenchana. ada apa menelfonku?"
"eum, begini. kalau misalkan kerja kelompoknya dirumahmu saja bisa tidak?"
"eumm.., sepertinya tidak. kau tau? besok jadwal rekan rekan kerja appa ku datang kemari. memangnya kenapa? tidak bisa dirumahmu saja kah?"
"e-eoh, tak apa. aku cuma tanya. kalau begitu dirumahku saja"
"apa kau keberatan? kalau memang tidak bisa tak apa, jangan memaksa Sena-ya"
"ani, dirumahku saja Yena"
"geurae? arasseo. tapi kenapa kau tidak bilang besok saja disekolah?"
"itu, aku hanya ingin menanyakannya sekarang. kalau begitu, aku matikan dulu telfon nya"
"ah, nee. annyeong"
'pip..'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Boy ✔
Fanfiction[ COMPLETED ] "..Mencintaimu adalah kebahagiaan untukku. Jadi, haruskah aku berhenti mencintai untuk kebahagiaanmu?" - Park Yena #53 - tomorrowbytogether [120720] #53 - moa [121020] #68 - choiyeonjun [250620] #82 - tomorrowxtogether [130720] #93 - c...