Gamal mengetuk-ngetukan jarinya di meja, Kia yang lagi menikmati caramel machiatto di depannya mau ngga mau terganggu. Pacarnya keliatan gelisah seharian, dan Kia sadar banget akan itu. Tapi Kia enggan bertanya, Kia mau pacarnya itu cerita sendiri.
"Yang." Kia menatap Gamal dengan tatapan bertanya sambil menyedot minumannya.
"Ah, ngga." Gamal senyum, terus ngalihin pemandangannya ke luar jendela.
Suasana siang itu cerah, cenderung panas sebenernya. Gamal ngajak Kia menyejukan diri di salah satu kedai kopi, dekat taman dimana mereka kencan akhir minggu ini. Gamal memesan ice americano dan kopi lain untuk pacarnya.
Sudah hampir habis isi gelasnya, tapi Gamal belum juga mendapatkan ketenangan. Ini jarang terjadi karena biasanya cairan hitam ber-kafein itu selalu membuat Gamal jadi lebih tenang dan santai. Bahkan dengan Kia di depannya, ngga mengurangi rasa gelisah di hatinya.
"Mau kue ngga? Katanya red velvet nya recommended." Kata Kia sambil melirik ke arah etalase samping kasir, Gamal membalas dengan senyum tipis.
"Boleh."
Kia menyuruh pacarnya itu untuk menunggu di meja, lalu bangkit dan berjalan menuju ke sana untuk memesan. Waktu sendiri itu Gamal manfaatkan buat mengecek kembali e-mail nya. Katanya akan ada pengumuman penting siang ini, tapi sejak jam dua belas tadi Gamal belum menerima pemberitahuan apa-apa.
Kia berjalan menuju meja dengan nampan yang berisi dua piring yang di atasnya terdapat dua potong kue. Ketika Kia sampai tinggal tiga langkah lagi menuju mejanya, Gamal menerima notifikasi di ponselnya. Pengumuman yang ia tunggu-tunggu.
Terdengar suara nampan ditaruh di atas meja, lalu Kia duduk bersebrangan dengan Gamal. Tangan cewek itu dengan terampil menaruh dua piring kuenya di atas meja, dan menaruh nampan itu di bawah meja mereka di tempat yang tersedia.
"Cream cheese nya enak loh kata Juna. Ngga manis banget tapi-"
"Almira." Potong Gamal, terpaksa harus begitu karena hal yang mau dia sampaikan agaknya penting.
"Oh iya kenapa?" Tanya Kia dengan senyum, akhirnya Gamal mau cerita, pikirnya.
"Maaf aku motong kamu ngomong. Tapi aku mau ngomongin hal penting." Kata Gamal lembut, Kia mengangguk mengisyaratkan Gamal untuk melanjutkan.
"Aku jadi kerja di Singapore, aku berangkat tiga hari lagi." Kia membulatkan matanya kaget.
Padahal Kia udah bersiap-siap sejak lama. Cepat atau lambat saat ini akan tiba, dan Kia sudah memprediksi akan begini. Tapi ngga tau kenapa, tetap ada rasa sakit di sudut hatinya. Seperti ada bagian yang hilang, Kia merasa kosong.
"Kamu keterima?" Tanya Kia, sambil mengganti sorot matanya jadi berbinar. Gamal tersenyum lalu mengangguk.
"Huaaaa congratulation!" Kata Kia dengan nada sedikit canggung, Gamal tertawa lalu memajukan tubuhnya. Meja kopi yang tak terlalu lebar, ngga membatasi Gamal untuk ngasih satu kecupan di pipi kiri Kia.
"Thank you, princess." Kia tersenyum lagi, entah senyum apa tapi setidaknya Gamal merasakan ketulusan di sana.
"Your welcome. Oh! Kalo gitu hari ini kita akan lakuin hal apa pun yang kamu mau." Kata Kia sambil mencubit pipi Gamal, yang sesaat kemudian terisi lesung pipi yang selalu Kia suka saat Gamal tersenyum.
"Oke! Bener ya?" Tanya Gamal dengan nada bercanda, Kia tertawa kecil.
"Iya Gam."
Siang itu Gamal pengen ngajak Kia ke Floating Market, tempat yang selalu gagal mereka nikmati karena terus kebagian pas lagi hujan. Kia ngga terlalu suka tempatnya karena terlalu ramai, tapi Gamal suka karena suasananya seperti pasar malam tapi versi lebih dingin dan bersih. Jadi buat Gamal, Kia akan mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SVT LOKAL AU!] Gamal & Ezra story [✔]
FanfictionCOMPLETED, updating the bonus chapter when I'm on the mood✌🏻 The local cast name (Seventeen Member) belongs to @lokalsvt on Twitter Svt versi lokal (S.coups & Wonwoo) daily life, love life, college life, family, etc. WARNING: Bahasa Semi Non-baku